Minggu, 09 Oktober 2016

5. Proses Morfologi

1.    Proses Morfologi
a.    Afiksasi
Salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, nomina,maupun ajektiva.
(Abdul Chaer, 2008 :106)

-Pembentukan Verba.
1. Verba Berprefiks ber-
a. Morfem dasar terikat. Misalnya, bertempur bentuk dasarnya tempur.
b.  Morfem dasar bebas. Misalnya, berladang bentuk dasarnya yang berupa morfem dasar bebas ladang.
c. bentuk turunan berafiks. Misalnya,  kata berpakaian (bentuk dasarnya pakaian). Di sini prefiks ber- diimbuhkan pada dasar yang terlebih dahulu sudah diberi afiks lain.
                Ber                  pakai                an
d. Bentuk turunan reduplikasi. Misalnya,  kata berlari-lari bentuk dasar lari-lari.
e. bentuk turunan hasil komposisi. Misalnya, berjual beli (bentuk dasar jual beli).
Makna gramatikal :
1.      ‘Mempunyai (dasar)’ atau ‘ada (dasar)nya’.
Apabila bentuk dasarnya mempunyai  komponen  makna (+ benda), (+umum), dan atau (+bagian). Misalnya, berayah ‘mempunyai ayah.’
2.      ‘Memakai’ atau ‘mengenakan’.
Komponen  makna (+pakaian) atau (+perhiasan). Misalnya,  berjilbab ‘memakai  jilbab’.
3.      Mengendarai’ menumpang,atau ‘naik’.
Komponen makna (+kendaraan). Misalnya bersepeda ‘mengendarai sepeda’.
4.      ‘Berisi’ atau ‘mengandung’.
Komponen makna (+benda), (+dalaman), atau (+kandungan). Misalnya, beracun ‘mengandung racun’.
5.      ‘Mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’.
Komponen  makna (+benda), (+hasil), atau (+keluar). Misalnya, berair mata ‘mengeluarkan air mata’.
6.      ‘Mengusahakan’ atau ‘mengupayakan’.
Komponen makna (+bidang usaha). Misalnya, beternak ‘mengusahakan ternak’.
7.      ‘Melakukan kegiatan’
Komponen makna (+benda) dan (+kegiatan). Misalnya, berolahraga ‘melakukan olahraga’.
8.      Mengalami’ atau ‘berada dalam keadaan’.
Komponen makna (+perasaan batin). Misalnya bersedih ‘dalam keadaan sedih’.
9.      ‘Menyebut’ atau ‘menyapa’.
Komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan ). Misalnya, beradik ‘memanggil adik’.
10.  ‘Kumpulan’ atau ’kelompok’.
Komponen  makna (+jumlah) atau (+hitungan). Misalnya, berdua ‘kumpulan dari dua orang’.

11.  Memberi’
Komponen makna (+benda) dan (+berian). Misalnya, bersedekah ‘memberi sedekah’.

1.           Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an
a.       Berupa konfiks, yaitu prefiks ber- dan sufiks –an diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar.
b.      Berupa klofiks, yaitu  prefiks ber- dan sufiks –an tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar.
Muncul  -  ber  -  an                   ber       pakai    an
                           
Makna gramatikal :
1.      ‘ Banyak serta tidak teratur’.
    Komponen makna (+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak). Misalnya, berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur’.
2.      ‘Saling’ atau ‘berbalasan’.
Komponen makna ( +tindakan), (+sasaran) dan (+gerak). Misalnya, bersentuhan ‘saling bersentuhan’.
3.      Saling berada di’
Komponen makna (+benda), (+letak) dan (+tempat). Misalnya, berhadapan ‘saling berada di hadapan’.

2.      Verba Berklofiks Ber-kan
Mula-mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan. Misalnya, Ber                  senjata               kan
                                                                      
3.      Verba bersufiks –kan
a.      Kalimat Imperatif
Lemparkan bola itu kesini!
b.      Kalimat pasif predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan.
Tugas itu belum saya laksanakan.
c.       Subjek atauobjek berpola yang+(aspek)+pelaku+verba.
Uang yang baru kami terima sudah habis lagi.
Makna gramatikal:
1.      ‘Jadikan’
Komponen  makna (+keadaan) atau (+sifat khas). Misalnya, damaikan, artinya ‘jadikan damai’.
2.      ‘Jadikan berada di’
Komponen  makna (+tempat) atau (+arah). Misalnya, tempatkan, artinya ‘jadikan berada di tempat’.
3.      ‘Lakukan untuk orang lain’
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, belikan, artinya ‘lakukan beli untuk (orang lain)’.
4.      ‘Lakukan akan’
Komponen  makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, lemparkan, artinya ‘lakukan lempar akan’.
5.      ‘Bawa masuk ke’
Komponen makna (+ruang). Misalnya, rumahkan, artinya ‘bawa masuk ke rumah’.
4.      Verba Bersufiks –i
Verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif.
a.      Kalimat Imperatif
Mari kita hampiri anak itu!
b.      Kalimat pasif predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba, dan subjeknya menjadi sasaran perbuatan.
Kemarin beliau sudah kami hubungi.
c.       Subjek atau objek berpola yang+(aspek)+pelaku+verba.
Desa yang akan kita kunjungi berada di balik bukit itu.
Makna gramatikalnya:
1.      ‘Berulang kali’
Komponen  makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, lempari, artinya ‘pekerjaan lempar dilakukan berulang kali’.
2.      ‘Tempat’
Komponen  makna (+tempat). Misalnya, duduki , artinya ‘duduk di…’
3.      ‘Merasa sesuatu  pada ‘
Komponen  makna (+ sikap batin) atau  (+emosi). Misalnya, takuti, artinya ‘merasa takut pada’.
4.      ‘Memberi’ atau  ‘membubuhi’.
Komponen  makna (+bahan berian). Misalnya, nasihati, artinya ‘beri nasihat pada’.
5.      ‘Jadikan’ atau ‘sebabkan’.
Komponen  makna (+keadaan) atau (+sifat).  Misalnya, lengkapi, artinya ‘jadikan lengkap’.
6.      ‘Lakukan  pada’
Komponen  makna (+tindakan) dan (+tempat). Misalnya, tulisi,  artinya ‘lakukan tulis pada’.

5.      Verba Berprefiks per-
Verba  yang  bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
a.      Kalimat Imperatif
Perdalam ilmumu!
b.      Kalimat pasif berpola (aspek)+(pelaku)+verba.
Masjid ini akan kami perluas kea rah timur.
c.       Subjek atau objek berpola yang+aspek+pelaku+verba.
Gubernur akan meninjau bangunan yang baru kita perluas.

Makna gramatikal:
1.      ‘Jadikan lebih’
Komponen makna (+keadaan) atau (+situasi). Misalnya, perlambat, artinya ‘jadikan lebih lambat’.
2.      ‘Anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
Komponen makna (+sifat khas). Misalnya, peristri, artinya ‘jadikan istri’.
3.      ‘Bagi’
Komponen  makna (+jumlah) atau (+bilangan). Misalnya, perlima, artinya ‘bagi lima’.

6.      Verba Berkonfiks per-kan
Verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-, berprefiks di- atau  berprefiks ter-).
a.      Kalimat Imperatif
Jangan perdebatkan lagi masalah itu!
b.      Kalimat pasif predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba.
Masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
c.       Subjek atau objek berpola yang+aspek+pelaku.
Tarian yang sudah mereka pertunjukkan akan diulangi lagi.
Makna gramatikal:
1.      ‘Jadikan bahan per-an’
Komponen  makna (+kegiatan). Misalnya, pertanyakan, artinya ‘jadikan bahan pertanyaan’.
2.      ‘Lakukan supaya (dasar).
Komponen  makna (+keadaan). Misalnya, perbedakan, artinya ‘lakukan supaya beda’.
3.      ‘Jadikan me-‘
Komponen  makna (+tindakan). Misalnya, perlihatkan, artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’.
4.      ‘Jadikan ber-‘
Komponen  makna (+kejadian). Misalnya, pertemukan, artinya ‘jadikan bertemu’.

7.      Verba berkonfiks per-i
Verba  yang  dapat menjadi pangkal dalam  pembentukan verba inflektif (berprefiks me- inflektif, di- inflektif  atau ter-inflektif).
a.      Kalimat Imperatif
Perbaiki dulu sepeda ini!
b.      Kalimat pasif predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba.
Mobil itu baru kita perbaiki.
c.       Subjek atau objek berpola yang+aspek+pelaku+verba.
Rumah  yang  baru  kami perbaiki terkena gempa.                       
Makna gramatikal:
1.      ‘Lakukan supaya  jadi’
Komponen  makna (+keadaan). Misalnya, perlengkapi, artinya, ‘lakukan supaya jadi lengkap’.
2.      Lakukan  (dasar)  pada objeknya’
Komponen  makna (+tindakan)  dan  (+lokasi). Misalnya, persetujui, artinya ‘lakukan turut  pada  objeknya’.
8.      Verba berprefiks me-
Bentuk  atau alomorf  me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai fonem  \r, l, w, y, n, ny, dan ng/.
Merakit
Melekat
Mewarisi
Meyakini
Memerah
Menanti
Menyanyi
Menganga
Merawat
Melongok
Mewasiatkan
Meyayasankan
Memulaskan\
Menaiki
Menyala
Mengerikan

bentuk  atau  alomorf mem- digunakan apabila bentuk dasarnya /b, p, f, v/.  Sedangkan fonem /p/  tidak diwujudkan  melainkan  disenyawakan dengan bunyi nasal dari  prefiks.
Membina
Memfitnah
Meotong
Membawa
Memfrasekan
Memutuskan

Benuk men- digunakan pada dasar dimulai fonem /d, dan t/.  Dengan fonem /t/ tidak dwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks.
Menduda
Mendidik
Menulis
Menodong
Mendengar
Mendustai
Menendang
Menerobos
Bentuk meng- digunakan pada dasar fonem /k, g, h, kh, a, z, u, e, o/. Fonem /k/ tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan nasal yang ada pada prefiks, sedangkan fonem-fonem lain tetap diwujudkan.
Mengirim
Menggali
Menghibur
Mengumpulkan
Menggoda
Menghubungi
Bentuk menge- digunakan apabila bentuk dasarnya terdiri dari sebuah suku kata.
Mengebom
Mengetik
Mengecor
Mengecat
Mengelap
Mengelas

1.  Verba berprefiks me- inflektif
Bentuk dasar dalam pembentukan verba inflektif, berbentuk morfem dasar atau akar juga termasuk verba bersufiks –kan, bersufiks –i, berprefiks per-, berkonfiks per-kan, berkonfiks per-i.
Membaca
Melupakan
Merestui
Menulis
Menidurkan
Menodai
a.      ‘Melakukan (dasar)’
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, membaca, artinya ‘melakukan baca’.
b.      ‘Melakukan kerja dengan alat’
Komponen makna (+tindakan) dan (+alat). Misalnya, memahat, artinya ‘melakukan kerja dengan alat pahat’.
c.       Melakukan kerja dengan bahan’
Komponen makna (+tindakan) dan (+bahan). Misalnya, mengecat, artinya ‘melakukan kerja dengan bahancat’.
d.      ‘Membuat  dasar’
Komponen makna (+tindakan) dan (+benda hasil). Misalnya, menumis, artinya ‘membuat tumis’.
2.      Verba berprefiks me- derivative
Makna gramatikalnya:
a.      ‘Makan, minum, mengisap’
Komponen makna (+makanan) atau (+minuman) atau(+isapan). Misalnya, menyate, artinya ‘makan sate’.
b.      ‘Mengeluarkan (dasar)’
Komponen makna (+bunyi) atau (+suara). Misalnya, mengeong, artinya ‘mengeluarka bunyi ngeong’.
c.       ‘Menjadi (dasar)’
Komponen makna (+keadaan(warna, bentuk, situasi)). Misalnya, menua, artinya ‘menjadi tua’.
d.      ‘Menjadi seperti’
Komponen makna (+sifat khas). Misalnya, membatu, artinya ‘menjadi seperti batu’
e.       ‘Menuju’
Komponen makna (+arah). Misalnya, mendarat, artinya ‘menuju darat’.
f.       ‘Memperingati’
Komponen makna (+bilangan), (+hari) atau (+bulan). Misalnya, menyeratus hari, artinya’memperingati hari keseratus (kematian).

9.      Verba berprefiks di-
a.      Verba berprefiks di- inflektif
Verba pasif. Tindakan dari verba berprefiks me- inflektif. Makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.
b.      Verba berprefiks di- derivatif
Hanya kata dimaksud saja.

10.  Verba berprefiks ter- inflektif
Verba pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif.
Makna gramatikal:
a.      ‘Dapat / sanggup’
Komponen  makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, terbaca, artinya ‘dapat dibaca’.
b.      ‘Tidak sengaja’
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, terangkat, artinya ‘tidak sengaja diangkat’.
c.       ‘Sudah terjadi’
Bentuk komponen (+tindakan) dan (+keadaan). Misalnya, terputus, artinya ‘sudah terjadi (putus).
d.      ‘Yang di (dasar)’
Apabila digunakan sebagai istilah bidang hokum. Misalnya, terdakwa, artinya ‘yang didakwah’.

Verba berprefiks ter- derivative
Makna gramatikalnya:
a.      ‘Paling’
Komponen makna (+keadaan). Misalnya, terpendek, artinya ‘paling pendek’.
b.      ‘Dalam keadaan’
Komponen makna (+keadaan) dan (+kejadian). Misalnya, terdampar artinya ‘dalam keadaan terdampar’.
c.       ‘Terjadi dengan tiba-tiba’
Koponen makna (+kejadian). Misalnya, terpeluk, artinya ‘tiba-tiba memeluk’.

11.  Verba berprefiks ke-
Digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter.
Makna gramatikalnya:
a.       Tidak sengaja
b.      Dapat di
c.       Kena (dasar)

12.  Verba berkonfiks ke-an
Makna gramatikalnya:
a.      ‘Terkena, menderita, mengalami (dasar)’
Komponen makna (+peristiwa alam) atau (+hal yang tidak enak). Misalnya, kebanjiran, artinya ‘terkena banjir’.
b.      ‘Agak (dasar)’
Komponen makna (+warna). Misalnya, kebiruan, artinya ‘agak biru’.
(Abdul Chaer, 2008 :106-143)
-Pembentukan Nomina.
1. Nomina berprefiks ke-
Kata
Makna Gramatikal
Ketua
Kekasih
Kehendak
‘yang dituai’
‘yang dikasihi’
‘yang dikehendaki’.




2.Nomina berkonfiks ke-an
1. Dibentuk langsung dari dasar.
Makna Gramatikal
Komponen Makna
Contoh
Artinya
‘Hal (dasar)’

(+bendaan) dan (+objek bicara).
kehutanan
‘hal hutan’
‘Tempat (dasar)’ atau ‘wilayah (dasar)’

(+bendaan), (+wilayah)dan (+jabatan)
kecamatan
‘wilayah camat’

2.Dibentuk dari dasar melalui verba (yang dibentuk dari dasar itu dan menduduki fungsi predikat sebuah klausa).
Makna Gramatikal
Komponen Makna
Contoh
Artinya
‘Hal (dasar)’

(+keadaan)
kegembiraan
‘hal gembira’ (yang dibentuk dari verba gembira, misalnya dari klausa ‘mereka tampak gembira)’
‘Hasil me-kan’

(+tindakan) dan (+sasaran)
keputusan
‘hasil memutuskan’ (yang dibentuk, misalnya dari klausa ‘gubernur tak dapat memutuskan perkara itu’)

3.      Nomina berprefiks pe-
a.      Mengikuti kaidah persengauan
Makna Gramatikal
pembentuk
Contoh
Artinya
‘Yang (dasar)’
dasar melalui verba yang sama dengan dasar itu
pemalas
dari verba malas dalam kalimat “anak itu memang mahal
‘Yang me- (dasar)’
dasar melalui verba berprefiks me- yang dibentuk dari dasar itu
penulis
(dari dasar tulis melalui verba menulis).

Yang me-kan (dasar)’
dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu.
penjinak
(dari dasar jinak melalui verba menjinakkan).
‘Yang me-I (dasar)’

dasar melalui verba me-I yang dibentuk dari dasar itu.
penurut
(dari dasar turut melalui verba menuruti).

b.      Tidak mengikuti kaidah persengauan
Berkaitan dengan verba berprefiks ber- atau berklofiks memper-kan yang dibentuk dari dasar itu.
Makna gramatikal yang dimiliki adalah ‘yang ber-(dasar)’.
Misalnya, peternak, (dari dasar ternak melalui verba beternak).
c.       Nomina berprefiks pe- melalui proses analogi
a.       Adanya bentuk penyuruh dengan makna gramatikal ‘yang menyuruh’.
b.      Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal ‘yang berolahraga tinju’ maka dibentuk kata seperti pegolf, peyudo.
4.      Nomina berkonfiks pe-an
Punya bentuk yaitu, pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an, penge-an.
Makna Gramatikal
pembentuk
Contoh
Artinya
‘Hal/proses me- (dasar)’

dasar melalui verba berprefiks me- inflektif
pembacaan
‘hal membaca’
‘Hal/proses me-kan(dasar)’

verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu
pembenaran
‘hal membenarkan’
‘Hal/proses me-i (dasar)’

verba berklofiks me-i yang dibentuk dari dasar
pewarisan
‘hal mewarisi’

5.Nomina berkonfiks per-an
a. Yang diturunkan dari dasar melalui verba berprefiks ber-
Bentuk mengikuti perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an, dan pel-an. Misalnya, pergaulan (dari verba bergaul).
b.Yang dibentuk langsung dari dasar nomina.
Misalnya, perkantoran, perbelanjaan, perburuhan.

6.Nomina bersufiks –an
A. Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif.
Makna Gramatikal
Apabila hubungan antara
Contoh
‘Hasil me- (dasar)’
Verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar dengan objek menyatakan ‘hasil’
Masakan
‘Yang di- (dasar)
Verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar dengan objek menyatakan ‘sasaran’
Makanan di lemari sudah tidak tersisa lagi.
‘Alat (me-)
Memiliki komponen makna (+alat)
Ayakan pasir ini tidak dapat digunakan lagi.

B.     Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks ber-
Makna gramatikalnya ‘tempat ber-(dasar)’. Misalnya, mereka bergadang di tepian sungai (tepian berarti ‘tempat yang bertepi).
C.    Nomina bersufiks –an
Makna Gramatikal
Komponen Makna
Contoh
‘Tiap-tiap’

(+ukuran)atau(+takaran).
majalah ini terbit bulanan.
‘Banyak (dasar)’
(+bendaan) dan (+kecil).
yang sudah kutuan dijual murah-murah.
‘Bersifat (dasar)’

(+keadaan).
asinan ini tidak ada ketimunnya



7.      Nomina bersufiks –nya
Makna Gramatikal
Komponen Makna
Contoh

‘Hal’

(+keadaan).
naiknya harga BBM mengurangi pendapatan sopir taksi.
‘Penegasan’

(+bendaan) atau (+tindakan).
jangan lupa, pulangnya beli oleh-oleh

8.      Nomina berprefiks ter-
Makna gramatikal ‘yang di-(dasar)’ hanya terdapat dalam istilah dalam bidang hukum. Misalnya, tersangka, terdakwah, tertuduh, terpidana.

9.      Nomina berinfiks –el, -em, dan –er.
Dalam bahasa Indonesia sudah tidak produktif lagi. Tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Misalnya gerigi                        gigi
telapak                         tapak

10.  Nomina bersufiks asing
Kosakata itu diserap sekaligus dengan sufiks yang menjadi penanda kategori kata serapan itu. Sufiks penanda kelas atau kategori nomina.
Misalnya, Kata in seperti hadirin, muslimin, mukminin.
 Kata at seperti hadirat, muslihat, dan mukminat.
(Chaer, 2008 :144-167)

-Pembentukan Ajektifa.
A. Dasar ajektifa berprefiks pe-
a. Pemberian afiks pe- secara langsung dapat terjadi kalau dasar ajektifa itu memiliki:
Komponen makna
Makna gramatikal
Contoh
(+sikap batin)
‘yang memiliki sifat (dasar)’
Pemarah
pembenci
b.      Pemberian prefiks pe- melalui verba berklofiks me-kan dapat terjadi apabila dasar ajektifa:
Komponen makna
Makna gramatikal
Contoh
(+keadaan fisik
‘yang menjadikan (dasar)’
Pemutih
penghitam

No
Dasar Ajektifa
Makna Gramatikal
Misalnya
Arti
B.
Dasar ajektifa berprefiks se-
‘sama (dasar)’
sepintar Mimin
‘sama pintar dengan Mimin’
C.
Dasar ajektifa bersufiks –an
‘lebih (dasar)’
pintaran Nina
‘lebih pintar Nina’
D.
Dasar ajektifa berprefiks ter-

‘paling (dasar)’
tertinggi
‘paling tinggi’.
E.
Dasar ajektifa berkonfiks ke-an

‘agak (dasar)’ memiliki komponen (+warna)
kehijauan
‘agak hijau’
F.
Dasar ajektifa berklofiks me-kan

‘menyebabkan jadi (dasar)’ komponenya (+sikap batin)
memalukan
‘menyebabkan malu’
G.
Dasar ajektifa berklofiks me-i
‘merasa (dasar) pada’ komponen (+rasa batin).
menyenangi,
‘merasa senang pada’

H.    Dasar lain berkomponen makna (+keadaan)
Makna Gramatikal ‘barang  jadi’ yang berkategori ajektifa itu memiliki pula komponen makna (+bendaan) atau (+tindakan).
Misalnya, ajektifa merah dan kuning.
I.       Pembentukan ajektifa dengan ‘afiks’ serapan
a.      Kata serapan dari Bahasa Inggris dan Belanda
Yang berkategori ajektifa dapat kita kenali dari akhiran if, ik, is, stis, al, il.
Ik, missal : patriotik, akademik, mekanik, pluralistik, kritik, dan heroik.
b.      Kata serapan dari Bahasa Arab
Yang berkategori ajektifa dapat kita kenali dari akhiran i, iah, wi, in, at.
At, misal: hadirat, mukminat, dan muslimat.
 (Chaer, 2008 :168-177)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar