1.
Proses Morfologi
a.
Afiksasi
Salah
satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba,
nomina,maupun ajektiva.
(Abdul Chaer,
2008 :106)
-Pembentukan Verba.
1. Verba Berprefiks ber-
a. Morfem dasar
terikat. Misalnya, bertempur bentuk
dasarnya tempur.
b. Morfem dasar bebas. Misalnya, berladang
bentuk dasarnya yang berupa morfem dasar bebas ladang.
c. bentuk
turunan berafiks. Misalnya, kata berpakaian (bentuk dasarnya pakaian). Di sini prefiks ber-
diimbuhkan pada dasar yang terlebih dahulu sudah diberi afiks lain.
Ber pakai an
d. Bentuk
turunan reduplikasi. Misalnya, kata berlari-lari bentuk dasar lari-lari.
e. bentuk
turunan hasil komposisi. Misalnya, berjual
beli (bentuk dasar jual beli).
Makna
gramatikal :
1.
‘Mempunyai
(dasar)’ atau ‘ada (dasar)nya’.
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen
makna (+ benda), (+umum), dan atau (+bagian). Misalnya, berayah
‘mempunyai ayah.’
2.
‘Memakai’ atau
‘mengenakan’.
Komponen
makna (+pakaian) atau (+perhiasan). Misalnya, berjilbab ‘memakai jilbab’.
3.
‘Mengendarai’ menumpang,atau ‘naik’.
Komponen makna (+kendaraan). Misalnya
bersepeda ‘mengendarai sepeda’.
4.
‘Berisi’ atau
‘mengandung’.
Komponen makna (+benda), (+dalaman),
atau (+kandungan). Misalnya, beracun ‘mengandung racun’.
5.
‘Mengeluarkan’
atau ‘menghasilkan’.
Komponen
makna (+benda), (+hasil), atau (+keluar). Misalnya, berair mata
‘mengeluarkan air mata’.
6.
‘Mengusahakan’
atau ‘mengupayakan’.
Komponen makna (+bidang usaha).
Misalnya, beternak ‘mengusahakan ternak’.
7.
‘Melakukan
kegiatan’
Komponen makna (+benda) dan (+kegiatan).
Misalnya, berolahraga ‘melakukan olahraga’.
8.
‘Mengalami’ atau ‘berada dalam keadaan’.
Komponen makna (+perasaan batin).
Misalnya bersedih ‘dalam keadaan sedih’.
9.
‘Menyebut’ atau
‘menyapa’.
Komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan
). Misalnya, beradik ‘memanggil adik’.
10. ‘Kumpulan’ atau ’kelompok’.
Komponen
makna (+jumlah) atau (+hitungan). Misalnya, berdua ‘kumpulan dari dua
orang’.
11.
‘Memberi’
Komponen makna (+benda) dan (+berian).
Misalnya, bersedekah ‘memberi sedekah’.
1.
Verba Berkonfiks
dan Berklofiks Ber-an
a.
Berupa
konfiks, yaitu prefiks ber- dan sufiks –an diimbuhkan secara bersamaan
sekaligus pada sebuah bentuk dasar.
b.
Berupa
klofiks, yaitu prefiks ber- dan sufiks
–an tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar.
Muncul
- ber - an ber pakai an
Makna gramatikal :
1.
‘ Banyak serta
tidak teratur’.
Komponen makna (+tindakan), (+sasaran) dan
(+gerak). Misalnya, berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur’.
2.
‘Saling’ atau
‘berbalasan’.
Komponen makna (
+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak). Misalnya, bersentuhan ‘saling
bersentuhan’.
3.
‘Saling berada di’
Komponen makna
(+benda), (+letak) dan (+tempat). Misalnya, berhadapan ‘saling berada di
hadapan’.
2.
Verba Berklofiks
Ber-kan
Mula-mula pada
bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan.
Misalnya, Ber senjata kan
3.
Verba bersufiks
–kan
a.
Kalimat
Imperatif
Lemparkan bola itu kesini!
b.
Kalimat pasif
predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba, dan subjeknya menjadi sasaran
tindakan.
Tugas itu belum saya laksanakan.
c.
Subjek atauobjek
berpola yang+(aspek)+pelaku+verba.
Uang yang baru kami terima sudah habis lagi.
Makna
gramatikal:
1.
‘Jadikan’
Komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas).
Misalnya, damaikan, artinya ‘jadikan damai’.
2.
‘Jadikan berada
di’
Komponen makna (+tempat) atau (+arah). Misalnya,
tempatkan, artinya ‘jadikan berada di tempat’.
3.
‘Lakukan untuk
orang lain’
Komponen makna
(+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, belikan, artinya ‘lakukan beli untuk
(orang lain)’.
4.
‘Lakukan akan’
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya,
lemparkan, artinya ‘lakukan lempar akan’.
5.
‘Bawa masuk ke’
Komponen makna
(+ruang). Misalnya, rumahkan, artinya ‘bawa masuk ke rumah’.
4.
Verba Bersufiks –i
Verba transitif,
yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif.
a.
Kalimat
Imperatif
Mari kita hampiri anak itu!
b.
Kalimat pasif
predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba, dan subjeknya menjadi sasaran
perbuatan.
Kemarin beliau sudah kami hubungi.
c.
Subjek atau objek
berpola yang+(aspek)+pelaku+verba.
Desa yang akan kita kunjungi berada di balik
bukit itu.
Makna gramatikalnya:
1.
‘Berulang
kali’
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya,
lempari, artinya ‘pekerjaan lempar dilakukan berulang kali’.
2.
‘Tempat’
Komponen makna (+tempat). Misalnya, duduki , artinya
‘duduk di…’
3.
‘Merasa
sesuatu pada ‘
Komponen makna (+ sikap batin) atau (+emosi). Misalnya, takuti, artinya ‘merasa
takut pada’.
4.
‘Memberi’
atau ‘membubuhi’.
Komponen makna (+bahan berian). Misalnya, nasihati,
artinya ‘beri nasihat pada’.
5.
‘Jadikan’
atau ‘sebabkan’.
Komponen makna (+keadaan) atau (+sifat). Misalnya, lengkapi, artinya ‘jadikan
lengkap’.
6.
‘Lakukan pada’
Komponen makna (+tindakan) dan (+tempat). Misalnya,
tulisi, artinya ‘lakukan tulis pada’.
5. Verba Berprefiks per-
Verba yang
bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
a.
Kalimat
Imperatif
Perdalam ilmumu!
b.
Kalimat pasif
berpola (aspek)+(pelaku)+verba.
Masjid ini akan kami perluas kea rah timur.
c.
Subjek atau
objek berpola yang+aspek+pelaku+verba.
Gubernur akan meninjau bangunan
yang baru kita perluas.
Makna
gramatikal:
1.
‘Jadikan lebih’
Komponen makna
(+keadaan) atau (+situasi). Misalnya, perlambat, artinya ‘jadikan lebih
lambat’.
2.
‘Anggap sebagai’
atau ‘jadikan’
Komponen makna
(+sifat khas). Misalnya, peristri, artinya ‘jadikan istri’.
3.
‘Bagi’
Komponen makna (+jumlah) atau (+bilangan). Misalnya,
perlima, artinya ‘bagi lima’.
6.
Verba
Berkonfiks per-kan
Verba
yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-,
berprefiks di- atau berprefiks ter-).
a.
Kalimat
Imperatif
Jangan perdebatkan lagi masalah itu!
b.
Kalimat pasif
predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba.
Masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
c.
Subjek atau
objek berpola yang+aspek+pelaku.
Tarian
yang sudah mereka pertunjukkan akan
diulangi lagi.
Makna
gramatikal:
1.
‘Jadikan
bahan per-an’
Komponen makna (+kegiatan). Misalnya, pertanyakan,
artinya ‘jadikan bahan pertanyaan’.
2.
‘Lakukan
supaya (dasar).
Komponen makna (+keadaan). Misalnya, perbedakan,
artinya ‘lakukan supaya beda’.
3.
‘Jadikan
me-‘
Komponen makna (+tindakan). Misalnya, perlihatkan,
artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’.
4.
‘Jadikan
ber-‘
Komponen makna (+kejadian). Misalnya, pertemukan,
artinya ‘jadikan bertemu’.
7.
Verba
berkonfiks per-i
Verba yang
dapat menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif (berprefiks me- inflektif, di- inflektif atau ter-inflektif).
a.
Kalimat
Imperatif
Perbaiki dulu sepeda ini!
b.
Kalimat pasif
predikatnya berpola (aspek)+(pelaku)+verba.
Mobil itu baru kita perbaiki.
c.
Subjek atau
objek berpola yang+aspek+pelaku+verba.
Rumah
yang baru kami perbaiki terkena
gempa.
Makna
gramatikal:
1.
‘Lakukan
supaya jadi’
Komponen makna (+keadaan). Misalnya, perlengkapi,
artinya, ‘lakukan supaya jadi lengkap’.
2. ‘Lakukan
(dasar) pada objeknya’
Komponen
makna (+tindakan) dan (+lokasi). Misalnya, persetujui, artinya
‘lakukan turut pada objeknya’.
8.
Verba
berprefiks me-
Bentuk atau alomorf
me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai fonem \r, l, w, y, n, ny, dan ng/.
Merakit
Melekat
Mewarisi
Meyakini
Memerah
Menanti
Menyanyi
Menganga
|
Merawat
Melongok
Mewasiatkan
Meyayasankan
Memulaskan\
Menaiki
Menyala
Mengerikan
|
bentuk atau alomorf mem- digunakan apabila bentuk dasarnya /b, p, f, v/. Sedangkan fonem /p/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal dari prefiks.
Membina
Memfitnah
Meotong
|
Membawa
Memfrasekan
Memutuskan
|
Benuk men- digunakan
pada dasar dimulai fonem /d, dan t/.
Dengan fonem /t/ tidak dwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi
nasal yang ada pada prefiks.
Menduda
Mendidik
Menulis
Menodong
|
Mendengar
Mendustai
Menendang
Menerobos
|
Bentuk meng- digunakan
pada dasar fonem /k, g, h, kh, a, z, u, e, o/. Fonem /k/ tidak diwujudkan,
melainkan disenyawakan dengan nasal yang ada pada prefiks, sedangkan
fonem-fonem lain tetap diwujudkan.
Mengirim
Menggali
Menghibur
|
Mengumpulkan
Menggoda
Menghubungi
|
Bentuk menge- digunakan
apabila bentuk dasarnya terdiri dari sebuah suku kata.
Mengebom
Mengetik
Mengecor
|
Mengecat
Mengelap
Mengelas
|
1. Verba berprefiks me- inflektif
Bentuk dasar dalam
pembentukan verba inflektif, berbentuk morfem dasar atau akar juga termasuk
verba bersufiks –kan, bersufiks –i, berprefiks per-, berkonfiks per-kan,
berkonfiks per-i.
Membaca
Melupakan
Merestui
|
Menulis
Menidurkan
Menodai
|
a.
‘Melakukan
(dasar)’
Komponen makna (+tindakan) dan
(+sasaran). Misalnya, membaca, artinya ‘melakukan baca’.
b.
‘Melakukan
kerja dengan alat’
Komponen makna (+tindakan) dan (+alat).
Misalnya, memahat, artinya ‘melakukan kerja dengan alat pahat’.
c.
‘Melakukan kerja dengan bahan’
Komponen makna (+tindakan) dan (+bahan).
Misalnya, mengecat, artinya ‘melakukan kerja dengan bahancat’.
d.
‘Membuat dasar’
Komponen makna (+tindakan) dan (+benda
hasil). Misalnya, menumis, artinya ‘membuat tumis’.
2.
Verba
berprefiks me- derivative
Makna gramatikalnya:
a.
‘Makan,
minum, mengisap’
Komponen makna (+makanan) atau
(+minuman) atau(+isapan). Misalnya, menyate, artinya ‘makan sate’.
b.
‘Mengeluarkan
(dasar)’
Komponen makna (+bunyi) atau (+suara).
Misalnya, mengeong, artinya ‘mengeluarka bunyi ngeong’.
c.
‘Menjadi
(dasar)’
Komponen makna (+keadaan(warna, bentuk,
situasi)). Misalnya, menua, artinya ‘menjadi tua’.
d.
‘Menjadi
seperti’
Komponen makna (+sifat khas). Misalnya,
membatu, artinya ‘menjadi seperti batu’
e.
‘Menuju’
Komponen makna (+arah). Misalnya,
mendarat, artinya ‘menuju darat’.
f.
‘Memperingati’
Komponen makna (+bilangan), (+hari) atau
(+bulan). Misalnya, menyeratus hari, artinya’memperingati hari keseratus
(kematian).
9.
Verba
berprefiks di-
a.
Verba
berprefiks di- inflektif
Verba pasif. Tindakan dari verba
berprefiks me- inflektif. Makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk
aktif verba berprefiks me- inflektif.
b.
Verba
berprefiks di- derivatif
Hanya kata dimaksud saja.
10. Verba berprefiks ter- inflektif
Verba pasif keadaan dari verba berprefiks me-
inflektif.
Makna
gramatikal:
a.
‘Dapat
/ sanggup’
Komponen
makna (+tindakan) dan (+sasaran). Misalnya, terbaca, artinya ‘dapat
dibaca’.
b.
‘Tidak
sengaja’
Komponen makna (+tindakan) dan
(+sasaran). Misalnya, terangkat, artinya ‘tidak sengaja diangkat’.
c.
‘Sudah
terjadi’
Bentuk komponen (+tindakan) dan
(+keadaan). Misalnya, terputus, artinya ‘sudah terjadi (putus).
d.
‘Yang
di (dasar)’
Apabila digunakan sebagai istilah bidang
hokum. Misalnya, terdakwa, artinya ‘yang didakwah’.
Verba
berprefiks ter- derivative
Makna
gramatikalnya:
a.
‘Paling’
Komponen makna (+keadaan). Misalnya,
terpendek, artinya ‘paling pendek’.
b.
‘Dalam
keadaan’
Komponen makna (+keadaan) dan
(+kejadian). Misalnya, terdampar artinya ‘dalam keadaan terdampar’.
c.
‘Terjadi
dengan tiba-tiba’
Koponen makna (+kejadian). Misalnya, terpeluk,
artinya ‘tiba-tiba memeluk’.
11. Verba berprefiks ke-
Digunakan dalam bahasa ragam tidak baku.
Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter.
Makna gramatikalnya:
a. Tidak
sengaja
b. Dapat
di
c. Kena
(dasar)
12. Verba berkonfiks ke-an
Makna gramatikalnya:
a.
‘Terkena,
menderita, mengalami (dasar)’
Komponen makna (+peristiwa alam) atau
(+hal yang tidak enak). Misalnya, kebanjiran, artinya ‘terkena banjir’.
b.
‘Agak
(dasar)’
Komponen makna (+warna). Misalnya,
kebiruan, artinya ‘agak biru’.
(Abdul Chaer,
2008 :106-143)
-Pembentukan
Nomina.
1.
Nomina berprefiks ke-
Kata
|
Makna
Gramatikal
|
Ketua
Kekasih
Kehendak
|
‘yang
dituai’
‘yang
dikasihi’
‘yang
dikehendaki’.
|
2.Nomina
berkonfiks ke-an
1.
Dibentuk langsung dari dasar.
Makna Gramatikal
|
Komponen Makna
|
Contoh
|
Artinya
|
‘Hal
(dasar)’
|
(+bendaan) dan (+objek bicara).
|
kehutanan
|
‘hal hutan’
|
‘Tempat
(dasar)’ atau ‘wilayah (dasar)’
|
(+bendaan), (+wilayah)dan (+jabatan)
|
kecamatan
|
‘wilayah
camat’
|
2.Dibentuk
dari dasar melalui verba (yang dibentuk dari dasar itu dan menduduki fungsi
predikat sebuah
klausa).
Makna Gramatikal
|
Komponen Makna
|
Contoh
|
Artinya
|
‘Hal (dasar)’
|
(+keadaan)
|
kegembiraan
|
‘hal gembira’
(yang dibentuk dari verba gembira,
misalnya dari klausa ‘mereka tampak gembira)’
|
‘Hasil me-kan’
|
(+tindakan)
dan (+sasaran)
|
keputusan
|
‘hasil
memutuskan’ (yang dibentuk, misalnya dari klausa ‘gubernur tak dapat memutuskan perkara itu’)
|
3. Nomina berprefiks pe-
a.
Mengikuti
kaidah persengauan
Makna Gramatikal
|
pembentuk
|
Contoh
|
Artinya
|
‘Yang
(dasar)’
|
dasar melalui
verba yang sama dengan dasar itu
|
pemalas
|
dari verba
malas dalam kalimat “anak itu memang mahal
|
‘Yang me- (dasar)’
|
dasar melalui
verba berprefiks me- yang dibentuk dari dasar itu
|
penulis
|
(dari dasar
tulis melalui verba menulis).
‘
|
Yang me-kan
(dasar)’
|
dasar melalui
verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu.
|
penjinak
|
(dari dasar
jinak melalui verba menjinakkan).
|
‘Yang me-I
(dasar)’
|
dasar melalui
verba me-I yang dibentuk dari dasar itu.
|
penurut
|
(dari dasar
turut melalui verba menuruti).
|
b.
Tidak
mengikuti kaidah persengauan
Berkaitan dengan verba
berprefiks ber- atau berklofiks memper-kan yang dibentuk dari dasar itu.
Makna gramatikal yang dimiliki adalah
‘yang ber-(dasar)’.
Misalnya, peternak, (dari dasar ternak
melalui verba beternak).
c.
Nomina
berprefiks pe- melalui proses analogi
a. Adanya
bentuk penyuruh dengan makna gramatikal ‘yang menyuruh’.
b. Adanya
bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal ‘yang berolahraga tinju’
maka dibentuk kata seperti pegolf, peyudo.
4. Nomina berkonfiks pe-an
Punya
bentuk yaitu, pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an, penge-an.
Makna Gramatikal
|
pembentuk
|
Contoh
|
Artinya
|
‘Hal/proses
me- (dasar)’
|
dasar melalui
verba berprefiks me- inflektif
|
pembacaan
|
‘hal membaca’
|
‘Hal/proses
me-kan(dasar)’
|
verba
berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu
|
pembenaran
|
‘hal
membenarkan’
|
‘Hal/proses
me-i (dasar)’
|
verba berklofiks
me-i yang dibentuk dari dasar
|
pewarisan
|
‘hal mewarisi’
|
5.Nomina
berkonfiks per-an
a.
Yang diturunkan dari dasar melalui verba berprefiks ber-
Bentuk mengikuti
perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an, dan
pel-an. Misalnya, pergaulan (dari verba bergaul).
b.Yang
dibentuk langsung dari dasar nomina.
Misalnya, perkantoran,
perbelanjaan, perburuhan.
6.Nomina
bersufiks –an
A.
Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif.
Makna
Gramatikal
|
Apabila
hubungan antara
|
Contoh
|
‘Hasil me- (dasar)’
|
Verba me- inflektif yang dibentuk dari
dasar dengan objek menyatakan ‘hasil’
|
Masakan
|
‘Yang di- (dasar)
|
Verba me- inflektif yang dibentuk dari
dasar dengan objek menyatakan ‘sasaran’
|
Makanan di lemari
sudah tidak tersisa lagi.
|
‘Alat (me-)
|
Memiliki komponen makna (+alat)
|
Ayakan pasir ini
tidak dapat digunakan lagi.
|
B. Dibentuk dari dasar melalui verba
berprefiks ber-
Makna
gramatikalnya ‘tempat ber-(dasar)’. Misalnya, mereka bergadang di tepian sungai (tepian berarti ‘tempat
yang bertepi).
C.
Nomina
bersufiks –an
Makna Gramatikal
|
Komponen Makna
|
Contoh
|
‘Tiap-tiap’
|
(+ukuran)atau(+takaran).
|
majalah ini
terbit bulanan.
|
‘Banyak (dasar)’
|
(+bendaan) dan
(+kecil).
|
yang sudah kutuan dijual murah-murah.
|
‘Bersifat (dasar)’
|
(+keadaan).
|
asinan ini tidak ada ketimunnya
|
7. Nomina bersufiks –nya
Makna Gramatikal
|
Komponen Makna
|
Contoh
|
‘Hal’
|
(+keadaan).
|
naiknya harga BBM mengurangi pendapatan sopir
taksi.
|
‘Penegasan’
|
(+bendaan)
atau (+tindakan).
|
jangan lupa, pulangnya beli oleh-oleh
|
8. Nomina berprefiks ter-
Makna
gramatikal ‘yang di-(dasar)’ hanya terdapat dalam istilah dalam bidang hukum.
Misalnya, tersangka, terdakwah, tertuduh,
terpidana.
9. Nomina berinfiks –el, -em, dan –er.
Dalam
bahasa Indonesia sudah tidak produktif lagi. Tidak digunakan lagi untuk
membentuk kata-kata baru.
Misalnya gerigi gigi
telapak tapak
10. Nomina bersufiks asing
Kosakata
itu diserap sekaligus dengan sufiks yang menjadi penanda kategori kata serapan
itu. Sufiks penanda kelas atau kategori nomina.
Misalnya,
Kata in seperti hadirin, muslimin, mukminin.
Kata at seperti hadirat, muslihat, dan
mukminat.
(Chaer, 2008 :144-167)
-Pembentukan Ajektifa.
A. Dasar ajektifa berprefiks pe-
a. Pemberian
afiks pe- secara langsung dapat terjadi kalau dasar ajektifa itu memiliki:
Komponen
makna
|
Makna
gramatikal
|
Contoh
|
(+sikap
batin)
|
‘yang
memiliki sifat (dasar)’
|
Pemarah
pembenci
|
b.
Pemberian
prefiks pe- melalui verba berklofiks me-kan dapat terjadi apabila dasar
ajektifa:
Komponen
makna
|
Makna
gramatikal
|
Contoh
|
(+keadaan
fisik
|
‘yang
menjadikan (dasar)’
|
Pemutih
penghitam
|
No
|
Dasar Ajektifa
|
Makna
Gramatikal
|
Misalnya
|
Arti
|
B.
|
Dasar ajektifa berprefiks se-
|
‘sama (dasar)’
|
sepintar Mimin
|
‘sama pintar dengan Mimin’
|
C.
|
Dasar ajektifa bersufiks –an
|
‘lebih (dasar)’
|
pintaran Nina
|
‘lebih pintar Nina’
|
D.
|
Dasar ajektifa
berprefiks ter-
|
‘paling (dasar)’
|
tertinggi
|
‘paling tinggi’.
|
E.
|
Dasar ajektifa
berkonfiks ke-an
|
‘agak (dasar)’ memiliki komponen
(+warna)
|
kehijauan
|
‘agak hijau’
|
F.
|
Dasar ajektifa
berklofiks me-kan
|
‘menyebabkan jadi (dasar)’ komponenya
(+sikap batin)
|
memalukan
|
‘menyebabkan malu’
|
G.
|
Dasar ajektifa
berklofiks me-i
|
‘merasa (dasar) pada’ komponen (+rasa
batin).
|
menyenangi,
|
‘merasa senang pada’
|
H.
Dasar lain
berkomponen makna (+keadaan)
Makna Gramatikal ‘barang jadi’ yang berkategori ajektifa itu memiliki
pula komponen makna (+bendaan) atau (+tindakan).
Misalnya, ajektifa merah dan kuning.
I.
Pembentukan
ajektifa dengan ‘afiks’ serapan
a.
Kata serapan
dari Bahasa Inggris dan Belanda
Yang berkategori ajektifa dapat kita
kenali dari akhiran if, ik, is, stis, al, il.
Ik, missal : patriotik, akademik,
mekanik, pluralistik, kritik, dan heroik.
b.
Kata serapan
dari Bahasa Arab
Yang
berkategori ajektifa dapat kita kenali dari akhiran i, iah, wi, in, at.
At, misal:
hadirat, mukminat, dan muslimat.
(Chaer, 2008 :168-177)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar