KLASIFIKASI MORFEM
Dalam
morfologi biasanya dibedakan adanya beberapa morfem berdasarkan kriteria
trtentu, seperti kebebasan, keutuhan, makna, dan sebagainya. Berikut ini akan
dibicarakan jenis – jenis morfem itu.
A. Morfem Bebas dan Morfem Tak Bebas ( Terikat
).
·
Morfem Bebas
Morfem yang tanpa keterkaitannya
dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan.
Misalnya, morfem {pulang}, {merah}, dan {pergi}.
Morfem ini berupa morfem bebas.
·
Morfem terikat
Morfem yang harus terlebih dahulu
bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan. Dalam hal ini semua afiks
dalam Bahasa Indonesia termasuk morfem terikat.
Misalnya, {henti},
{juang}, dan {geletak}.
B. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi.
·
Morfem Utuh
Secara fisik merupakan satu –
kesatuan yang utuh.. semua morfem dasar, baik bebas maupun terikat, serta
prefiks, infiks, dan sufiks.
·
Morfem Terbagi
Morfem yang fisiknya terbagi atau disisipi morfem
lain. Semua konfiks (seperti pe-an, ke-an, dan per-an) termasuk morfem terbagi.
C.
Morfem
Segmental dan Morfem Suprasegmental.
·
Morfem Segmental
Morfem yang dibentuk oleh fonem – fonem segmental
yaitu morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan.
Misalnya,
morfem {lihat}, {ter-}, {sikat}, dan {-lah}.
·
Morfem Suprasegmental
Morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan
intonasi. Dalam Bahasa Indonesia tidak ditemukan namun dalam Bahasa Cina, Thai,
dan Burma dapat ditemukan.
D.
Morfem
Beralomorf Zero / Nol.
Dalam
linguistik deskriptif ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol
(lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud
bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa
“kekosongan”.
Misalnya, dalam bentuk tunggal
ditulis {sheep}, sedangkan dalam bentuk jamak menjadi ({sheep}+{Ø}).
E.
Morfem
Bermakna Leksikal dan Tak Bermakna Leksikal.
·
Morfem Bermakna Leksikal
Sebuah morfem yang di dalam dirinya secara inheren
telah memiliki makna, dan dapat langsung menjadi unsur dalam pertuturan. Semua morfem
dasar bebas termasuk morfem bermakna leksikal.
Misalnya,{makan},
{pulang}, dan {pergi}.
·
Morfem Tak Bermakna Leksikal
Morfem yang tidak dapat langsung menjadi unsur dalam
pertuturan. Morfem afiks, seperti {ber-}, {ter-}, dan {ke-}.
Morfem Dasar, Pangkal, dan Akar
·
Morfem
Dasar
Morfem
dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks.. Morfem dasar
ada pula yang termasuk morfem bebas, seperti {pulang}, {beli}, dan {kucing}.
Tetapi ada pula yang termasuk morfem terikat, seperti {juang}, {henti}, dan
{tempur}. Sedangkan morfem afiks seperti {ber-}, {di-}, dan {-an} jelas semua
termasuk morfem terikat.
Jadi bentuk
dasar adalah bentuk yang langsung menjadi dasar dalam suatu proses morfologi.
Dapat berupa morfem tunggal, dapat juga berupa morfem polimorfemis.
·
Pangkal
Pangkal
atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata
inflektif, atau pembubuhan afiks inflektif. Pembentukan kata inflektif hanya
terjadi pada proses pembentukan verba transitif, yakni verba yang berprefiks
me- (yang dapat diganti dengan di-, prefiks ter-, dan prefiks Zero).
Misalnya, kata membeli pangkalnya adalah beli.
Menangisi
pangkalnya adalah tangisi.
·
Akar
Akar (root) digunakan untuk menyebut
bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya, akar adalah bentuk
yang tersisa setelah semua afiksnya ditanggalkan.
Misalnya,
pada kata memberlakukan setelah semua
afiksnya ditanggalkan (prefiks me-, prefiks ber-, dan sufik –kan) dengan cara
tertentu, maka yang tersisa adalah kata laku.