Rabu, 28 September 2016

2. Klasifikasi Morfem

KLASIFIKASI MORFEM
            Dalam morfologi biasanya dibedakan adanya beberapa morfem berdasarkan kriteria trtentu, seperti kebebasan, keutuhan, makna, dan sebagainya. Berikut ini akan dibicarakan jenis – jenis morfem itu.
A.    Morfem Bebas dan Morfem Tak Bebas ( Terikat ).
·         Morfem Bebas
Morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan.
Misalnya, morfem {pulang}, {merah}, dan {pergi}. Morfem ini berupa morfem bebas.
·         Morfem terikat
Morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan. Dalam hal ini semua afiks dalam Bahasa Indonesia termasuk morfem terikat.
                        Misalnya, {henti}, {juang}, dan {geletak}.

B.     Morfem Utuh dan Morfem Terbagi.
·         Morfem Utuh
Secara fisik merupakan satu – kesatuan yang utuh.. semua morfem dasar, baik bebas maupun terikat, serta prefiks, infiks, dan sufiks.
·         Morfem Terbagi
Morfem yang fisiknya terbagi atau disisipi morfem lain. Semua konfiks (seperti pe-an, ke-an, dan per-an) termasuk morfem terbagi.

C.    Morfem Segmental dan Morfem Suprasegmental.
·         Morfem Segmental
Morfem yang dibentuk oleh fonem – fonem segmental yaitu morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan.
                        Misalnya, morfem {lihat}, {ter-}, {sikat}, dan {-lah}.


·         Morfem Suprasegmental
Morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi. Dalam Bahasa Indonesia tidak ditemukan namun dalam Bahasa Cina, Thai, dan Burma dapat ditemukan.

D.    Morfem Beralomorf Zero / Nol.
            Dalam linguistik deskriptif ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa “kekosongan”.
            Misalnya, dalam bentuk tunggal ditulis {sheep}, sedangkan dalam bentuk jamak menjadi ({sheep}+{Ø}).

E.     Morfem Bermakna Leksikal dan Tak Bermakna Leksikal.
·         Morfem Bermakna Leksikal
Sebuah morfem yang di dalam dirinya secara inheren telah memiliki makna, dan dapat langsung menjadi unsur dalam pertuturan. Semua morfem dasar bebas termasuk morfem bermakna leksikal.
                        Misalnya,{makan}, {pulang}, dan {pergi}.
·         Morfem Tak Bermakna Leksikal
Morfem yang tidak dapat langsung menjadi unsur dalam pertuturan. Morfem afiks, seperti {ber-}, {ter-}, dan {ke-}.

Morfem Dasar, Pangkal, dan Akar
·         Morfem Dasar
                        Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks.. Morfem dasar ada pula yang termasuk morfem bebas, seperti {pulang}, {beli}, dan {kucing}. Tetapi ada pula yang termasuk morfem terikat, seperti {juang}, {henti}, dan {tempur}. Sedangkan morfem afiks seperti {ber-}, {di-}, dan {-an} jelas semua termasuk morfem terikat.
                        Jadi bentuk dasar adalah bentuk yang langsung menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Dapat berupa morfem tunggal, dapat juga berupa morfem polimorfemis.
·         Pangkal
                        Pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif, atau pembubuhan afiks inflektif. Pembentukan kata inflektif hanya terjadi pada proses pembentukan verba transitif, yakni verba yang berprefiks me- (yang dapat diganti dengan di-, prefiks ter-, dan prefiks Zero).
*      Misalnya, kata membeli pangkalnya adalah beli.
*      Menangisi pangkalnya adalah tangisi.


·         Akar
                        Akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya, akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya ditanggalkan.
                        Misalnya, pada kata memberlakukan setelah semua afiksnya ditanggalkan (prefiks me-, prefiks ber-, dan sufik –kan) dengan cara tertentu, maka yang tersisa adalah kata laku.

Minggu, 25 September 2016

1. Morfologi Sebagai Cabang Ilmu Linguistik



Morfologi Sebagai Cabang Ilmu Linguistik

A.    Hakikat Morfologi dari Berbagai Pakar.
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yaitu ‘bentuk’, dan logi yaitu ‘ilmu’. Jadi, secara harfiah morfologi adalah ilmu mengenai bentuk. Dalam kajian linguistik, morfologi adalah ilmu mengenai bentuk – bentuk dan pembentukn kata. Jadi, ujung dari proses morfologi adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak pertuturan.

B.     Morfem
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Dengan kata terkecil berarti tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa memasukkan maknanya. Dalam konvensi linguistik sebuah bentuk dinyatakan sebagai morfem yang ditulis di dalam kurung kurawal ({…}).
*      Morfem adalah bentuk – bentuk berulang yang paling kecil beserta artinya inilah yang disebut morfem.

·         Identifikasi Morfem.
Satuan bahasa merupakan komposit antara bentuk dan makna. Oleh karena itu, untuk menetapkan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan didasarkan pada kriteria bentuk dan makna itu.
Hal –hal berikut dapat dipedomani untuk menentukan morfem dan bukan morfem:
1)      Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan morfem.
-          Bulan depan dia akan menikah.
-          Bulan November lamanya 30 hari.

2)      Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem yang berbeda.
-          Bank Indonesia member bunga 5 persen per tahun.
-          Dia datang membawa seikat bunga.

3)      Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama, merupakan dua morfem yang berbeda.
-          Ayah pergi ke Surabaya.
-          Bapak baru pulang dari Surabaya.

4)      Bentuk – bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk itu dapat dijelaskan secara fonologis. Seperti bentuk – bentuk me-, mem-, men-,meny-,  meng-, dan menge-.
-          Melihat.
-          Membina.
-          Mendengar.
-          Menyusul.
-          Mengambil.
-          Mengecat.

5)      Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu – satunya adalah morfem.
-          Bentuk kuyup pada kontruksi basah kuyup.
-          Bentuk bugar pada kontruksi segar bugar.

6)      Bentuk yang muncul berulang – ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna yang sama merupakan morfem yang sama.
-          Membaca.
-          Pembaca.
-          Pembacaan.
-          Bacaan.
-          Terbaca.
-          Keterbacaan.
7)      Bentuk yang muncul berulang – ulang pada satuan bahasa yang lebih besar ( klausa, kalimat ) apabila maknanya berbeda secara polisemi juga merupakan morfem yang sama.
-          Ibunya menjadi kepala sekolah di SD Jombatan IV.
-          Setiap kepala mendapat bantuan seratus ribu rupiah.
-          Tubuhnya memang besar tetapi sayang kepalanya kosong.

·         Morf dan Alomorf
Morfem sebenarnya merupakan barang abstrak karena ada dalam konsep. Sedangkan yang konkret, yang ada dalam tuturan adalah alomorf, yang tidak lain dari realisasi dari morfem itu. Jadi, sebagai realisasi dari morfem itu, alomorf bersifat nyata.
Pada umunya sebuah morfem hanya memiliki sebuah alomorf. Namun, ada juga morfem yang direalisasikan dalam beberapa bentuk alomorf.
Morfem
Alomorf
Contoh
ber-
ber-
be-
bel-
bertemu, berdoa
beternak, bekerja
belajar

            Malah morfem {me} memiliki enam buah alomorf.
Morfem
Alomorf
Contoh
me-
me-
mem-
men-
meny-
meng-
menge-
melihat, merawat
membaca, membawa
menduga, mendengar
menyisir, menyusul
menggali, mengebor
mengecat, mengetik
Morf berate bentuk yang belum diketahui statusnya, apakah sebagai morem atau sebagai alomorf. Jadi, sebenarnya wujud fisik morf adalah sama dengan wujud fisik alomorf. Sedangkan morfem merupakan abstraksi dari alomorf atau alomorf – alomorf yang ada.