Jumat, 25 November 2016

7. Komposisi


KOMPOSISI / PEMAJEMUKAN
Proses penggabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar atau imbuhan) untuk mewadahi suatu konsep yang belum tertampung dalam sebuah kata. Proses komposisi dalam Bahasa Indonesia merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan atau pengayaan kosa kata.
(Chaer, 2008 :209-215)

A.Komposisi dalam Peristilah
     Istilah pertama yang banyak digunakan adalah kata majemuk (lihat Alisjahbana, 1953). Istilah ini digunakan untuk mengacu kepada konsep “gabungan dua buah kata atau lebih” yang memiliki makna baru. Misalnya, bentuk kumis kucing dalam arti ‘sejenis tanaman obat’, tetapi kumis kucing dalam arti ‘kumis dari seekor kucing ‘ bukanlah kata majemuk.
(Chaer, 2008:210)
B. Aspek Semantik Komposisi
     Dilihat dari usaha untuk menampung konsep – konsep ini dapat dibedakan lima macam komposisi:
1.      Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisi yang koordinatif.
Misalnya, penggabungan dasar pulang dan dasar pergi menjadi komposisi pulang pergi.
2.      Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif.
Misalnya, dasar sate sebagai unsur pertama digabung dengan dasar ayam sebagai unsur penjelas menjadi komposisi sate ayam yang bermakna gramatikal “sate yang berbahan daging ayam”.
3.      Komposisi yang menghasilkan istilah, yakni yang maknanya sudah pasti, meskipun bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu atau kegiatan tertentu.
a.       Istilah olahraga : tolak peluru, angkat besi, balap sepeda.
b.      Istilah linguistik : fonem vokal, morfem bebas, klausa verbal.
c.       Istilah politik : suaka politik, hak angket, hak pilih.
d.      Istilah pendidikan : buku ajar, tahun ajaran, guru bantu.
e.       Istilah agama : ayat kursi, wali hakim, zakat fitrah.
4.      Komposisi pembentuk idiom, yaitu penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal.
Misalnya, penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau dengan makna ‘pengadilan’.
5.      Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia nyata.
Misalnya, Stasiun Gambir, Selat Sunda.
(Chaer, 2008:212-215)
A.    Komposisi Nominal
Komposisi yang satuan klausa berkategori nomina.
·        Komposisi nominal dapat dibentuk dari:
a.       Nomina + nomina, seperti kakek nenek.
b.      Nomina + verba, seperti meja makan.
c.       Nomina + ajektifa, seperti mobil kecil.
d.      Adverbia + nomina, seperti beberapa murid.
·        Komposisi Nominal Bermakna Gramatikal
No
Makna Gramatikal
Disisipkan kata
Komponen unsur pertama
Komponen unsur kedua
contoh
1.
‘Gabungan biasa’
dan
(+pasangan antonim relasional)
Ayah ibu

‘Gabungan biasa’
dan
(+anggota dari satu medan makna)
Sawah ladang
2.
‘Bagian’
dari
(+bagian dari unsur kedua)
(+keseluruhan yang mencakup unsur pertama)
Awal tahun
3.
‘Kepunyaan atau pemiliki’
milik
(+benda termilik)
(+insan), (+yang diinsankan), atau (+pemilik)
Sepatu adik
4.
‘Asal bahan’
Terbuat dari
(+bahan pembuat unsur pertama)
-
Sate ayam
5.
‘Asal tempat’
Berasal  dari
-
(+tempat berasalnya unsur pertama)
Soto Madura
6.
‘Bercampur atau dicampur dengan’
bercampur
-
(+pencampur unsur kedua)
Roti keju
7.
‘Hasil buatan’
Buatan
-
(+pembuat unsur pertama)
Lukisan Affandi
8.
‘Tempat melakukan sesuatu’
Tempat
(+ruang)
(+tindakan)
Rumah makan
9.
‘Kegunaan tertentu’
Untuk
(+kegunaan)
(+tindakan)
Kapal perang
10.
‘Bentuk’
berbentuk
(+benda)
(+bentuk) atau (+wujud)
Rumah mungil


11.
‘Jenis’
jenis
(+benda generik)
(+benda spesifik)
Ayam petelur
12.
‘Keadaan’
Dalam keadaan
(+benda)
(+keadaan)
Mobil rusak
13.
‘Seperti atau menyerupai’
Seperti atau serupa
(+benda buatan)
(+cirri khas benda)
Gula pasir
14.
‘Jender atau jenis kelamin’
berkelamin
(+makhluk)
(+jender)
Perenang putri
15.
‘Model’
model
(+benda buatan)
(+ciri khas dari sesuatu)
Topi koboi
16.
‘Memakai atau menggunakan’
memakai
(+benda alat)
(+bahan yang digunakan)
Kapal api
17.
‘Yang di…’
Yang di…
-
(+perlakuan terhadap unsur pertama)
Anak angkat
18.
‘Ada di…’
di
(+kegiatan)
(+ruang) atau (+tempat)
Kapal udara
19.
‘Yang (biasa) melakukan
Yang melakukan atau yang mengerjakan
(+pelaku)
(+tindakan) atau (+kegiatan)
Jago makan
20.
‘Wadah atau tempat’
Wadah tempat
(+wadah)
(+benda berwadah)
Botol kecap
21.
‘Letak atau posisi’
Yang berada di…
(+benda)
(+posisi)
Pintu depan
22.
‘Mempunyai atau dilengkapi dengan’
Mempunyai atau dilengkapi dengan
(+benda alat)
(+pelengkap)
Rumah tingkat
23.
‘Jenjang, tahap atau tingkat’
Tahap atau tingkat
(+kegiatan)
(+tahap) atau (+tingkat)
Sekolah dasar
24.
‘Rasa atau bau’
Yang rasanya atau yang baunya
(+benda rasa) atau (+benda bau)
(+rasa) atau (+bau)
Air tawar
·        Komposisi Nominal Bermakna Idiomatik
Idiom penuh, artinya seluruh komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya, orang tua, dalam arti ‘ayah dan ibu’.
Idiom sebagian, artinya yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikal. Misalnya, gaji buta, kata gaji masih memiliki makna leksikal.
·        Komposisi Nominal Metaforis
Mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur tersebut.
Misalnya, unsur kaki pada komposisi kaki gunung diberi makna metaforis dari komponen makna kaki, yaitu (+terletak pada bagian bawah).
·        Komposisi Nominal Nama dan Istilah
Nama      : Jalan Jagorawi, Kampung Bali, dan Tanah Abang.
Istilah     : Lepas landas, rumah tangga, polisi tidur.
·        Komposisi Nominal dengan Adverbia
Ditentukan oleh makna ‘leksikal’ dari kata adverbia itu. Adverbial yang mendampingi nomina ialah, menyatakan negasi : bukan, tiada, tanpa. Menyatakan jumlah ialah, beberapa, banyak, sedikit, sejumlah, jarang, kurang.
Misalnya, banyak hujan.
(Chaer, 2008 :216-225)


B.     Komposisi Verbal
Komposisi yang pada satuan klausa berkategori verbal.
·        Komposisi verbal dapat dibentuk dari:
a.       Verba + verba, seperti datang menghadap.
b.      Verba + nomina, seperti gigit jari.
c.       Verba + ajektifa, seperti lompat tinggi.
d.      Adverbia + verba, seperti sudah makan
·        Komposisi Verbal Bermakna Gramatikal


No
Makna Gramatikal
Disisipkan kata
Komponen unsur pertama
Komponen unsur kedua
contoh
1.
‘Gabungan biasa’
dan
Makna yang sama, dua buah kata bersinonim.
Tegur sapa

‘Gabungan biasa’
dan
Anggota dari satu medan makna
Belajar mengajar

‘Gabungan biasa’
dan
            Pasangan berantonim
Jatuh bangun
2.
‘Gabungan mempertentangkan’
atau
Pasangan berantonim
Hidup mati
3.
‘Sambil’
sambil
(+tindakan) dan (+gerak)
(+tindakan) dan (-gerak)
Datang menangis
4.
‘Lalu’
lalu
(+tindakn) dan (+gerak)
(+tindakan) dan (-gerak)
Datang marah-marah
5.
‘Untuk’
untuk
(+tindakn) dan (+gerak)
(+tindakn) dan (± sasaran)
Datang menagih (hutang)
6.
‘Dengan’
dengan
(+tindakn) dan (+gerak)
(+tindakan) dan (+keadaan)
Datang merangkak
7.
‘Secara’
secara
(+tindakan)
(+cara)
Terjun bebas
8.
‘Alat’
menggunakan
(+tindakan)
(+alat) atau (+yang digunakan)
Balap mobil
9.
‘Waktu’
waktu
(+kegiatan)
(+saat) atau (+ketika)
Ronda malam

10.
‘Karena’
karena
(+kejadian)
(+penyebab)
Mabuk laut
11.
‘Terhadap’
Terhadap atau akan
(+peristiwa)
(+bahaya)
Tahan panas
12.
‘Menjadi’
menjadi
(+penyebab)
(+akibat)
Jatuh cinta
13.
‘Sehingga’
Sehingga atau sampai
(+tindakan)
(+kesudahan)
Sebar luas
14.
‘Menuju’
Ke atau menuju
(+gerak arah)
(+arah tujuan)
Belok kiri
15.
‘Arah kedatangan’
dari
(+gerak arah)
(+tempat kegiatan)
Pulang kantor
16.
‘Seperti’
Seperti atau sebagai
(+keadaan)
(+perbandingan)
Mati kutu
·        Komposisi Verbal Bermakna Idiomatikal
Makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi baik secara gramatikal atau leksikal.
Misalnya, makan garam yang artinya ‘banyak pengalaman’.
·        Komposisi Verbal dengan Adverbia
a.       Adverbia negasi                   : tidak, tak, tanpa.
b.      Adverbia kala                       : sudah, sedang, tengah lagi, akan.
c.       Adverbia keselesaian           : sudah, sedang, tengah, belum.
d.      Adverbia aspektual              : boleh, wajib, harus, dapat, ingin, mau.
e.       Adverbia frekuensi              : sering, pernah, jarang, acapkali.
f.       Adverbia kemungkinan        : mungkin, pasti, barang kali, boleh jadi.
Misalnya, tidak makan.
(Chaer, 2008 :225-231)

C.    Komposisi Ajektival
Komposisi yang pada satuan klausa, berkategori ajektiva.
·        Komposisi ajektival dapat dibentuk dari:
a.       Ajektifa + ajektifa, seperti tua muda.
b.      Ajektifa + nomina, seperti merah darah.
c.        Ajektifa + verba, seperti takut pulang.
d.      Adverbia + ajektifa, seperti tidak berani.
·        Komposisi Ajektival Bermakna Gramatikal

No
Makna Gramatikal
Disisipkan kata
Komponen unsur pertama
Komponen unsur kedua
contoh
1.
‘Gabungan biasa’
dan
Makna yang sama pasangan bersinonim.
Cantik molek

‘Gabungan biasa’
dan
Berkebalikan sebagai pasangan berantonim atau beroposisi.
Tua muda

‘Gabungan biasa’
dan
            Sejalan atau tidak bertentangan.
Gemuk pendek
2.
‘Alternatif atau pilihan’
atau
Pasangan berantonim
Benar salah
3.
‘Seperti’
seperti
(+warna)
(+benda berwarna)
Hijau daun
4.
‘Serba’
-
Makna yang sama
Biru-biru
5.
‘Untuk’
untuk
(+sikap batin)
(+kejadian) atau (+peristiwa)
Takut mati
6.
‘Kalau’
kalau
(+perasaan batin)
(+tindakan)
Senang melihat
·        Komposisi Ajektival Bermakna Idiomatikal
Makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi baik secara gramatikal atau leksikal.
Misalnya, panjang usus yang artinya ‘sabar’.
·        Komposisi Ajektival dengan Adverbial
a.       Adverbia negasi                   : tidak.
b.      Adverbia derajat                  : agak, sama, lebih, kurang, sangat, amat, sekali.
Misalnya, tidak bagus. Agak cantik
(Chaer, 2008 :232-234)