KOMPOSISI / PEMAJEMUKAN
Proses penggabungan dasar dengan dasar
(biasanya berupa akar atau imbuhan) untuk mewadahi suatu konsep yang belum
tertampung dalam sebuah kata. Proses komposisi dalam Bahasa Indonesia merupakan
satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan atau pengayaan kosa kata.
(Chaer, 2008 :209-215)
A.Komposisi
dalam Peristilah
Istilah
pertama yang banyak digunakan adalah kata majemuk (lihat Alisjahbana, 1953).
Istilah ini digunakan untuk mengacu kepada konsep “gabungan dua buah kata atau
lebih” yang memiliki makna baru. Misalnya, bentuk kumis kucing dalam arti ‘sejenis
tanaman obat’, tetapi kumis kucing dalam arti ‘kumis dari seekor kucing ‘
bukanlah kata majemuk.
(Chaer, 2008:210)
B.
Aspek Semantik Komposisi
Dilihat
dari usaha untuk menampung konsep – konsep ini dapat dibedakan lima macam
komposisi:
1. Komposisi
yang menampung konsep-konsep yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk
komposisi yang koordinatif.
Misalnya, penggabungan dasar pulang dan
dasar pergi menjadi komposisi pulang pergi.
2. Komposisi
yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan
komposisi yang subordinatif.
Misalnya, dasar sate sebagai unsur
pertama digabung dengan dasar ayam sebagai unsur penjelas menjadi komposisi
sate ayam yang bermakna gramatikal “sate yang berbahan daging ayam”.
3. Komposisi
yang menghasilkan istilah, yakni yang maknanya sudah pasti, meskipun bebas dari
konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu
atau kegiatan tertentu.
a. Istilah
olahraga : tolak peluru, angkat besi, balap sepeda.
b. Istilah
linguistik : fonem vokal, morfem bebas, klausa verbal.
c. Istilah
politik : suaka politik, hak angket, hak pilih.
d. Istilah
pendidikan : buku ajar, tahun ajaran, guru bantu.
e. Istilah
agama : ayat kursi, wali hakim, zakat fitrah.
4. Komposisi
pembentuk idiom, yaitu penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna
idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun
gramatikal.
Misalnya, penggabungan meja dengan dasar
hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau dengan makna ‘pengadilan’.
5. Komposisi
yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia
nyata.
Misalnya, Stasiun Gambir, Selat Sunda.
(Chaer, 2008:212-215)
A.
Komposisi
Nominal
Komposisi yang satuan klausa berkategori
nomina.
·
Komposisi
nominal dapat dibentuk dari:
a. Nomina
+ nomina, seperti kakek nenek.
b. Nomina
+ verba, seperti meja makan.
c. Nomina
+ ajektifa, seperti mobil kecil.
d. Adverbia
+ nomina, seperti beberapa murid.
·
Komposisi
Nominal Bermakna Gramatikal
No
|
Makna Gramatikal
|
Disisipkan kata
|
Komponen unsur pertama
|
Komponen unsur kedua
|
contoh
|
1.
|
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
(+pasangan
antonim relasional)
|
Ayah ibu
|
|
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
(+anggota dari
satu medan makna)
|
Sawah ladang
|
||
2.
|
‘Bagian’
|
dari
|
(+bagian dari
unsur kedua)
|
(+keseluruhan
yang mencakup unsur pertama)
|
Awal tahun
|
3.
|
‘Kepunyaan
atau pemiliki’
|
milik
|
(+benda
termilik)
|
(+insan),
(+yang diinsankan), atau (+pemilik)
|
Sepatu adik
|
4.
|
‘Asal bahan’
|
Terbuat dari
|
(+bahan
pembuat unsur pertama)
|
-
|
Sate ayam
|
5.
|
‘Asal tempat’
|
Berasal dari
|
-
|
(+tempat
berasalnya unsur pertama)
|
Soto Madura
|
6.
|
‘Bercampur
atau dicampur dengan’
|
bercampur
|
-
|
(+pencampur
unsur kedua)
|
Roti keju
|
7.
|
‘Hasil buatan’
|
Buatan
|
-
|
(+pembuat
unsur pertama)
|
Lukisan
Affandi
|
8.
|
‘Tempat
melakukan sesuatu’
|
Tempat
|
(+ruang)
|
(+tindakan)
|
Rumah makan
|
9.
|
‘Kegunaan
tertentu’
|
Untuk
|
(+kegunaan)
|
(+tindakan)
|
Kapal perang
|
10.
|
‘Bentuk’
|
berbentuk
|
(+benda)
|
(+bentuk) atau
(+wujud)
|
Rumah mungil
|
11.
|
‘Jenis’
|
jenis
|
(+benda
generik)
|
(+benda
spesifik)
|
Ayam petelur
|
12.
|
‘Keadaan’
|
Dalam keadaan
|
(+benda)
|
(+keadaan)
|
Mobil rusak
|
13.
|
‘Seperti atau
menyerupai’
|
Seperti atau
serupa
|
(+benda
buatan)
|
(+cirri khas
benda)
|
Gula pasir
|
14.
|
‘Jender atau
jenis kelamin’
|
berkelamin
|
(+makhluk)
|
(+jender)
|
Perenang putri
|
15.
|
‘Model’
|
model
|
(+benda
buatan)
|
(+ciri khas
dari sesuatu)
|
Topi koboi
|
16.
|
‘Memakai atau menggunakan’
|
memakai
|
(+benda alat)
|
(+bahan yang
digunakan)
|
Kapal api
|
17.
|
‘Yang di…’
|
Yang di…
|
-
|
(+perlakuan
terhadap unsur pertama)
|
Anak angkat
|
18.
|
‘Ada di…’
|
di
|
(+kegiatan)
|
(+ruang) atau
(+tempat)
|
Kapal udara
|
19.
|
‘Yang (biasa)
melakukan
|
Yang melakukan
atau yang mengerjakan
|
(+pelaku)
|
(+tindakan)
atau (+kegiatan)
|
Jago makan
|
20.
|
‘Wadah atau
tempat’
|
Wadah tempat
|
(+wadah)
|
(+benda
berwadah)
|
Botol kecap
|
21.
|
‘Letak atau
posisi’
|
Yang berada
di…
|
(+benda)
|
(+posisi)
|
Pintu depan
|
22.
|
‘Mempunyai
atau dilengkapi dengan’
|
Mempunyai atau
dilengkapi dengan
|
(+benda alat)
|
(+pelengkap)
|
Rumah tingkat
|
23.
|
‘Jenjang,
tahap atau tingkat’
|
Tahap atau
tingkat
|
(+kegiatan)
|
(+tahap) atau
(+tingkat)
|
Sekolah dasar
|
24.
|
‘Rasa atau
bau’
|
Yang rasanya
atau yang baunya
|
(+benda rasa)
atau (+benda bau)
|
(+rasa) atau
(+bau)
|
Air tawar
|
·
Komposisi
Nominal Bermakna Idiomatik
Idiom penuh, artinya seluruh komposisi
itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun
gramatikal. Misalnya, orang tua, dalam arti ‘ayah dan ibu’.
Idiom sebagian, artinya yang salah satu
unsurnya masih memiliki makna leksikal. Misalnya, gaji buta, kata gaji masih memiliki makna leksikal.
·
Komposisi
Nominal Metaforis
Mengambil salah satu komponen makna yang
dimiliki oleh unsur tersebut.
Misalnya, unsur kaki pada komposisi kaki gunung diberi makna metaforis dari
komponen makna kaki, yaitu (+terletak pada bagian bawah).
·
Komposisi
Nominal Nama dan Istilah
Nama :
Jalan Jagorawi, Kampung Bali, dan Tanah Abang.
Istilah :
Lepas landas, rumah tangga, polisi tidur.
·
Komposisi
Nominal dengan Adverbia
Ditentukan oleh makna ‘leksikal’ dari
kata adverbia itu. Adverbial yang mendampingi nomina ialah, menyatakan negasi :
bukan, tiada, tanpa. Menyatakan jumlah ialah, beberapa, banyak, sedikit,
sejumlah, jarang, kurang.
Misalnya, banyak hujan.
(Chaer, 2008 :216-225)
B.
Komposisi
Verbal
Komposisi yang pada satuan klausa
berkategori verbal.
·
Komposisi
verbal dapat dibentuk dari:
a. Verba
+ verba, seperti datang menghadap.
b. Verba
+ nomina, seperti gigit jari.
c. Verba
+ ajektifa, seperti lompat tinggi.
d. Adverbia
+ verba, seperti sudah makan
·
Komposisi
Verbal Bermakna Gramatikal
No
|
Makna Gramatikal
|
Disisipkan kata
|
Komponen unsur pertama
|
Komponen unsur kedua
|
contoh
|
1.
|
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
Makna yang
sama, dua buah kata bersinonim.
|
Tegur sapa
|
|
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
Anggota dari
satu medan makna
|
Belajar
mengajar
|
||
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
Pasangan berantonim
|
Jatuh bangun
|
||
2.
|
‘Gabungan
mempertentangkan’
|
atau
|
Pasangan
berantonim
|
Hidup mati
|
|
3.
|
‘Sambil’
|
sambil
|
(+tindakan)
dan (+gerak)
|
(+tindakan)
dan (-gerak)
|
Datang
menangis
|
4.
|
‘Lalu’
|
lalu
|
(+tindakn) dan
(+gerak)
|
(+tindakan)
dan (-gerak)
|
Datang
marah-marah
|
5.
|
‘Untuk’
|
untuk
|
(+tindakn) dan
(+gerak)
|
(+tindakn) dan
(± sasaran)
|
Datang menagih
(hutang)
|
6.
|
‘Dengan’
|
dengan
|
(+tindakn) dan
(+gerak)
|
(+tindakan)
dan (+keadaan)
|
Datang
merangkak
|
7.
|
‘Secara’
|
secara
|
(+tindakan)
|
(+cara)
|
Terjun bebas
|
8.
|
‘Alat’
|
menggunakan
|
(+tindakan)
|
(+alat) atau
(+yang digunakan)
|
Balap mobil
|
9.
|
‘Waktu’
|
waktu
|
(+kegiatan)
|
(+saat) atau
(+ketika)
|
Ronda malam
|
10.
|
‘Karena’
|
karena
|
(+kejadian)
|
(+penyebab)
|
Mabuk laut
|
11.
|
‘Terhadap’
|
Terhadap atau
akan
|
(+peristiwa)
|
(+bahaya)
|
Tahan panas
|
12.
|
‘Menjadi’
|
menjadi
|
(+penyebab)
|
(+akibat)
|
Jatuh cinta
|
13.
|
‘Sehingga’
|
Sehingga atau
sampai
|
(+tindakan)
|
(+kesudahan)
|
Sebar luas
|
14.
|
‘Menuju’
|
Ke atau menuju
|
(+gerak arah)
|
(+arah tujuan)
|
Belok kiri
|
15.
|
‘Arah
kedatangan’
|
dari
|
(+gerak arah)
|
(+tempat
kegiatan)
|
Pulang kantor
|
16.
|
‘Seperti’
|
Seperti atau
sebagai
|
(+keadaan)
|
(+perbandingan)
|
Mati kutu
|
·
Komposisi
Verbal Bermakna Idiomatikal
Makna yang tidak dapat ditelusuri atau
diprediksi baik secara gramatikal atau leksikal.
Misalnya, makan garam yang artinya
‘banyak pengalaman’.
·
Komposisi
Verbal dengan Adverbia
a. Adverbia
negasi : tidak, tak,
tanpa.
b. Adverbia
kala : sudah,
sedang, tengah lagi, akan.
c. Adverbia
keselesaian : sudah, sedang,
tengah, belum.
d. Adverbia
aspektual : boleh, wajib,
harus, dapat, ingin, mau.
e. Adverbia
frekuensi : sering, pernah,
jarang, acapkali.
f. Adverbia
kemungkinan : mungkin, pasti,
barang kali, boleh jadi.
Misalnya, tidak makan.
(Chaer, 2008 :225-231)
C.
Komposisi
Ajektival
Komposisi yang pada satuan klausa,
berkategori ajektiva.
·
Komposisi
ajektival dapat dibentuk dari:
a. Ajektifa
+ ajektifa, seperti tua muda.
b. Ajektifa
+ nomina, seperti merah darah.
c. Ajektifa + verba, seperti takut pulang.
d. Adverbia
+ ajektifa, seperti tidak berani.
·
Komposisi
Ajektival Bermakna Gramatikal
No
|
Makna Gramatikal
|
Disisipkan kata
|
Komponen unsur pertama
|
Komponen unsur kedua
|
contoh
|
1.
|
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
Makna yang sama
pasangan bersinonim.
|
Cantik molek
|
|
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
Berkebalikan
sebagai pasangan berantonim atau beroposisi.
|
Tua muda
|
||
‘Gabungan
biasa’
|
dan
|
Sejalan atau tidak bertentangan.
|
Gemuk pendek
|
||
2.
|
‘Alternatif
atau pilihan’
|
atau
|
Pasangan
berantonim
|
Benar salah
|
|
3.
|
‘Seperti’
|
seperti
|
(+warna)
|
(+benda
berwarna)
|
Hijau daun
|
4.
|
‘Serba’
|
-
|
Makna yang
sama
|
Biru-biru
|
|
5.
|
‘Untuk’
|
untuk
|
(+sikap batin)
|
(+kejadian)
atau (+peristiwa)
|
Takut mati
|
6.
|
‘Kalau’
|
kalau
|
(+perasaan
batin)
|
(+tindakan)
|
Senang melihat
|
·
Komposisi
Ajektival Bermakna Idiomatikal
Makna yang tidak dapat ditelusuri atau
diprediksi baik secara gramatikal atau leksikal.
Misalnya, panjang usus yang artinya
‘sabar’.
·
Komposisi
Ajektival dengan Adverbial
a. Adverbia
negasi : tidak.
b. Adverbia
derajat : agak, sama,
lebih, kurang, sangat, amat, sekali.
Misalnya, tidak bagus. Agak cantik
(Chaer, 2008 :232-234)