1.
REDUPLIKASI
Reduplikasi atau pengulangan bentuk
satuan kebahasaan merupakan gejala yang ada di dunia ini.
(Chaer,
2008 :178)
a.
Reduplikasi
Fonologis
Reduplikasi
ini berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang
statusnya lebih tinggi dari akar.Tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan
menghasilkan makna leksikal.
a.
Kuku,
pipi, sisi. Bentuk tersebut bukan berasal dari kata ku, pi, si, melainkan sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya
sama.
b.
Foya-foya,
tubi-tubi. Bentuk ini memang jelas sebagai bentuk ulang yang diulang
secara utuh, tapi bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri.
c.
Kupu-kupu,
onde-onde. Bentuk ini jelas pengulangan dan dasar yang diulang juga
jelas, tetapi hasil reduplikasinya tidak menghasilkan makna gramatikal,
melainkan leksikal.
d.
Teka-teki,
mondar-mandir. Bentuk ini tidak diketahui mana kata dasar yang diulang.
Sedangkan maknanya hanya menghasilkan makna leksikal.
(Chaer, 2008 :179)
b.
Reduplikasi
Sintaksis
Proses pengulangan terhadap sebuah
dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang
statusnya lebih tinggi dari sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutkan
menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’.
Misalnya, jangan jangan kau dekati pemuda itu.
(Chaer,
2008 :179-180)
c.
Reduplikasi
Semantis
Pengulangan
“makna” yang sama dari dua kata yang bersinomin.
Misalnya, ilmu pengetahuan memilik makna yang sama.
(Chaer, 2008 :180-181)
d.
Reduplikasi
Morfologis
1.
Pengulangan
akar
a. Pengulangan
utuh
Bentuk dasar diulang tanpa melakukan
perubahan bentuk fisik dari akar.
Misalnya, meja-meja (bentuk dasar meja).
b. Pengulangan
sebagian
Yang diulang dari bentuk dasar
hanya salah satu suku katanya saja disertai dengan “pelemahan” bunyi.
Misalnya, tetangga (bentuk dasar tangga).
c. Pengulangan
dengan perubahan bunyi
Bentuk dasar diulang tetapi
disertai dengan perubahan bunyi.Yang berubah bisa vocal atau konsonan, dan bisa
menduduki unsure pertama maupun kedua.
Misalnya, yang berubah unsure
pertama bolak-balik. Yang berbah
unsure kedua ramah-tamah.
d. Pengulangan
dengan infiks
Sebuah akar diulang tetapi diberi
infiks pada unsure ulangannya.
Misalnya tali-temali.
2.
Pengulangan
Dasar Berafiks
1.
Akar
berprefiks ber-
a. Pada
akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebagian dan
hanya akarnya saja. Misalnya, berlari-lari
(ber+lari).
b. Pengulangan
dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Misalnya, berhari-hari.
2. Akar Berkonfiks ber-an
Hanya akarrya saja yang di
reduplikasikan. Misalnya, berlari-larian (dari
berlarian).
3.
Akar
berprefiks me-
a.
Progresif
Pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Misalnya, menembak-nembak (kata dasar menembak).
b.
Regresif
Pengulangan ke arah belakang atau
ke kiri.Misalnya, pukul-memukul (dasar memukul).
4.
Akar
berklofiks me-kan
Hanya akarrya saja yang di
reduplikasikan.Misalnya, melebih-lebihkan (dari melebihkan).
5.
Akar
berklofiks me-i
Hanya akarrya saja yang di
reduplikasikan.Misalnya, menulis-nulisi (dari menulisi).
6.
Akar
berprefiks pe-
Direduplikasikan secara utuh.Misalnya, pemuda-pemuda.
7. Akar Berkonfiks pe-an
Direduplikasikan secara utuh.Misalnya, pelatihan-pelatihan.
8. Akar Berkonfiks per-an
Direduplikasikan secara utuh.Misalnya, peraturan-peraturan.
9. Akar Besufiks –an
a.
Mengulang secara utuh
bentuk sufiks –an.Misalnya, tulisan-tulisan.
b.
Mengulang akarnya saja
yang sekaligus disertai dengan pengulangannya.
Misalnya, oabt-obatan.
10.
Akar Berprefiks se-
a. Diulang
secara utuh. Misalnya, sekepal-sekepal.
b. Hanya
mengulang bentuk akar. Misalnya, sepandai-pandai.
11.
Akar
Berprefiks ter-
Direduplikasikan hanya akar
saja.Misalnya, tertawa-tawa.
12.
Akar
Berkonfiks se-nya
Direduplikasikan hanya akar
saja.Misalnya, sebaik-baiknya.
13.
Akar
Berkonfiks ke-an
Direduplikasikan hanya akarnya saja.Misalnya,
kebiru-biruan.
14.
Akar
Berinfiks (-em-, -el-, -er-, -m-)
Direduplikasikan sekaligus dalam
pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Misalnya, tali-temali.
3. Reduplikasi Kompositum
(Gabungan Kata/Kata Majemuk)
a. Yang
kedua unsurnya sederajat, dan memiliki makna idiomatikal. Misalnya, tua
muda-tua muda.
b. Yang
kedua unsurnya tidak sederajat, dan tidak bermakna idiomatikal. Misalnya,
rumah-rumah sakit.
(Chaer, 2008 :181-190)
e.
Reduplikasi
Dasar Nomina
Makna
gramatikal:
a.
‘Banyak’
Komponen makna (+terhitung).
Misalnya, ketua-ketua kelas harus
melapor kepada
Kepala sekolah.
b.
‘Banyak
dan bermacam-macam’
Komponen makna (+berjenis).
Misalnya, Indonesia akan mengirim obat-obatan
ke Libanon.
c.
‘Banyak
dengan satuan ukuran tertentu’
Komponen makna (+ukuran) atau
(+takaran).Misalnya, kami sudah berhari-hari
belum makan.
d.
‘Menyerupai’
Komponen makna (+bentuk tertentu)
atau (+sifat tertentu).Misalnya, adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan.
e.
‘Saat’
atau ‘waktu’
Komponen makna (+saat). Misalnya,
malam- malam begini kamu mengapa datang ke sini?.
(Chaer, 2008 :191-193)
f.
Reduplikasi
Dasar Verba
Makna gramatikal:
a.
‘Kejadian
(tindakan) berulang kali’
Komponen makna
(+tindakan)dan(-durasi). Misalnya, dari tadi beliau marah-marah terus.
b. ‘Kejadian berintensitas’
Komponen makna (+tindakan) dan
(+durasi).Misalnya, mereka berlari-lari
di halaman sekolah.
c.
‘Berbalasan’
Komponen makna
(+tindakan)dan(-durasi).Misalnya, sikut-menyikut
sesama mereka sudah biasa.
d.
‘Dilakukan
tanpa tujuan (dasar)’
Komponen makna (+tindakan) dan
(+durasi). Misalnya, ayo kita jalan-jalan
sebentar.
e.
‘Hal
me...’
Komponen makna (+tindakan) dan
(+durasi).Misalnya, menerima pekerjaan ketik-mengetik.
f.
‘Begitu
(dasar)’
Komponen makna (+tindakan) dan
(+saat).Misalnya, rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang
minta makan.
(Chaer, 2008 :194-196)
g.
Reduplikasi
Dasar Ajektifa
Makna
Gramatikal
|
Komponen
Makna
|
Contoh
|
‘banyak
yang dasar’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Rumah
di daerah itu bagus-bagus.
|
‘se
(dasar) mungkin’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Bukalah
jendela itu lebar-lebar.
|
‘hanya
yang (dasar)’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Kumpulkan
buah yang besar-besar saja.
|
‘’sedikit
bersifat (dasar)’
|
(+keadaan)
dan (+warna)
|
Dari
jauh air laut tampak kebiru-biruan.
|
‘meskipun
(dasar)’
|
(+keadaan)
dan (+sikap)
|
Gelap-gelap
dating juga dia ke rumahku.
|
‘sama
(dasar) dengan’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Daunnya
selebar-lebar telinga gajah.
|
‘intensitas’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Janganlah
kamu melemah-lemahkan semangat dia.
|
(Chaer, 2008 :196-199)
Reduplikasi Kelas Tertutup
1.
Reduplikasi
Dasar Adverbia Negasi
Kosakatanya
adalah bukan, tidak, tak, dan tiada. Yang terlibat dalam proses reduplikasi
hanya bukan dan tidak.
Misalnya,
A. Di sini kamu jangan bicara yang bukan-bukan.
C. Anak itu selalu menangis
meminta yang bukan-bukan.
Dari
segi semantik kalimat A menyatakan sesuatu yang bukan harus dibicarakan,
sedangkan kalimat C menyatakan sesuatu yang bukan dapat diminta.
2.
Reduplikasi
Adverbia Larangan
Kosakatanya
adalah jangan dan tidak boleh.Yang berkenan dengan reduplikasi hanyalah akar
jangan.
Misalnya,
mari kita segera pulang, jangan-jangan
ayah sudah di rumah.
3.
Reduplikasi
Dasar Adverbia Kala
Kata-kata
sudah dan telah untuk menyatakan kata lampau, sedang, tengah, dan lagi untuk
menyatakan kala kini, akan dan mau menyatakan kala yang akan datang.
Misalnya,
A. kalau mengingat yang sudah-sudah
kami memang kasihan kepadanya.
B. kerjanya hanya mengumpulkan harta
seakan-akan dia bisa hidup selamanya.
4.
Reduplikasi
Dasar Adverbia Keharusan
Kosakatanya
adalah barangkali, kali dan mungkin menyatakan kemungkinan, mesti, harus,
wajib, menyatakan keharusan, mau, ingin, hendak menyatakan keinginan, boleh
menyatakan kebolehan.Kali, mau dan boleh saja yang terlibat dalam reduplikasi.
Misalnya,
jangan bekerja semau-maunya saja.
Memiliki makna ;semau kemauan sendiri’.
5.
Reduplikasi
Dasar Adverbia Jumlah
Kosakatanya
adalah banyak, sedikit, lebih, kurang, dan cukup.
Misalnya,
A. beri dia minum sedikit-sedikit.
B. sumbangan sedikit-dikitnya sepuluh ribu rupiah. Pada kalimat A berarti
‘sedikit demi sedikit’, sedangkan kalimat B ‘paling sedikit’.
6. Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf
Kosakatanya
adalah agak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang, dan paling.
Misalnya,
harganya paling-paling seribu rupiah. Makna ini berarti ‘yang paling mahal
(atau murah) hanyalah (seribu rupiah).;
7.
Reduplikasi
Dasar Adverbia Frekuensi
Kosakatanya
adalah sekali, jarang, sering, dan lagi.
Misalnya,
lagi-lagi dia yang tidak
hadir.Kalimat ini bermakna ‘pengulangan’ dalam arti sesuatu yang pernah terjadi
lalu terjadi lagi.
8.
Reduplikasi
Dasar Adverbia Tanya
Kosakatanya
adalah apa, siapa, berapa, mana, kenapa, mengapa, dan bagaimana. Semuanya
terlibat kecuali mengapa dan bagaimana.
Misalnya,
belum apa-apa dia sudah
menangis.Apa-apa bermakna ‘(belum) terjadi sesuatu’.
9.
Reduplikasi
Dasar Pronomina Persona
Kosakatanya
adalah saya dan aku sebagai orang pertama tunggal, kami sebagai orang pertama
jamak eksklusif, kita sebagai orang pertamajamak inklusif, kamu, engkau dan
anda sebagai orang kedua tunggal, kalian dan kamu sekalian sebagai orang kedua
jamak, dia, ia dan beliau sebagai orang ketiga tunggal, dan mereka sebagai
orang ketiga jamak.
Misalnya,
hai, kamu-kamu coba perhatikan
sebentar!
10. Reduplikasi Dasar
Pronomina Demonstratifa
Kosakatanya
adalah ini, itu, begini, dan begitu.
Misalnya,
mengapa yang ini-ini saja yang kamu
tuntut.Maknanya adalah ‘hanya yang ini’.
11. Reduplikasi Dasar
Numeralia
Kosakatanya
nama-nama bilangan bulat satu, dua dan seterusnya, juga bilangan sepertiga.
Misalnya,
mereka diberi uang seratus-seratus.Bermakna
‘setiap orang diberi uang seratus’.
12. Reduplikasi Dasar
Konjungsi Koordinatif
Kosakatanya
adalah menyatakan gabungan, kesertaan, kebalikan, penguatan, dan hubungan
waktu.
Misalnya,
kita tidak perlu mengingat lagi kejadian yang lalu-lalu.
13. Reduplikasi Dasar
Konjungsi Subordinatif
Kosakatanya
adalah menyatakan sebab, persyaratan, penguatan, batas,.
Misalnya,
mari kita kekebun, kalau-kalau ada
durian jatuh. Artinya menyatakan kemungkinan yang diharapkan member keuntungan.
(Chaer, 2008 :199-208)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar