Jumat, 28 Oktober 2016

6. Reduplikasi

1.    REDUPLIKASI
            Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang ada di dunia ini.
(Chaer, 2008 :178)

a.      Reduplikasi Fonologis
          Reduplikasi ini berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar.Tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal.
a.      Kuku, pipi, sisi. Bentuk tersebut bukan berasal dari kata ku, pi, si, melainkan sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
b.      Foya-foya, tubi-tubi. Bentuk ini memang jelas sebagai bentuk ulang yang diulang secara utuh, tapi bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri.
c.       Kupu-kupu, onde-onde. Bentuk ini jelas pengulangan dan dasar yang diulang juga jelas, tetapi hasil reduplikasinya tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan leksikal.
d.      Teka-teki, mondar-mandir. Bentuk ini tidak diketahui mana kata dasar yang diulang. Sedangkan maknanya hanya menghasilkan makna leksikal.
(Chaer, 2008 :179)

b.      Reduplikasi Sintaksis
            Proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi dari sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutkan menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’.
Misalnya, jangan jangan kau dekati pemuda itu.
(Chaer, 2008 :179-180)

c.       Reduplikasi Semantis
          Pengulangan “makna” yang sama dari dua kata yang bersinomin.
Misalnya, ilmu pengetahuan memilik makna yang sama.
(Chaer, 2008 :180-181)
d.      Reduplikasi Morfologis
1.      Pengulangan akar
a.       Pengulangan utuh
Bentuk dasar diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar.
Misalnya, meja-meja (bentuk dasar meja).
b.      Pengulangan sebagian
Yang diulang dari bentuk dasar hanya salah satu suku katanya saja disertai dengan “pelemahan” bunyi.
Misalnya, tetangga (bentuk dasar tangga).
c.       Pengulangan dengan perubahan bunyi
Bentuk dasar diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi.Yang berubah bisa vocal atau konsonan, dan bisa menduduki unsure pertama maupun kedua.
Misalnya, yang berubah unsure pertama bolak-balik. Yang berbah unsure kedua ramah-tamah.
d.      Pengulangan dengan infiks
Sebuah akar diulang tetapi diberi infiks pada unsure ulangannya.
Misalnya tali-temali.
2.      Pengulangan Dasar Berafiks
1.      Akar berprefiks ber-
a.       Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebagian dan hanya akarnya saja. Misalnya, berlari-lari (ber+lari).
b.      Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Misalnya, berhari-hari.
2.      Akar Berkonfiks ber-an
Hanya akarrya saja yang di reduplikasikan. Misalnya, berlari-larian (dari  berlarian).
3.      Akar berprefiks me-
a.      Progresif
Pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Misalnya, menembak-nembak (kata dasar menembak).
b.      Regresif
Pengulangan ke arah belakang atau ke kiri.Misalnya, pukul-memukul (dasar memukul).
4.      Akar berklofiks me-kan
Hanya akarrya saja yang di reduplikasikan.Misalnya, melebih-lebihkan (dari melebihkan).
5.      Akar berklofiks me-i
Hanya akarrya saja yang di reduplikasikan.Misalnya, menulis-nulisi (dari menulisi).
6.      Akar berprefiks pe-
Direduplikasikan  secara utuh.Misalnya, pemuda-pemuda.
7.      Akar Berkonfiks pe-an
Direduplikasikan  secara utuh.Misalnya, pelatihan-pelatihan.
8.      Akar Berkonfiks per-an
Direduplikasikan  secara utuh.Misalnya, peraturan-peraturan.
9.      Akar Besufiks –an
a.      Mengulang secara utuh bentuk sufiks –an.Misalnya, tulisan-tulisan.
b.      Mengulang akarnya saja yang sekaligus disertai dengan pengulangannya.
Misalnya, oabt-obatan.
10.   Akar Berprefiks se-
a.       Diulang secara utuh. Misalnya, sekepal-sekepal.
b.      Hanya mengulang bentuk akar. Misalnya, sepandai-pandai.
11.  Akar Berprefiks ter-
Direduplikasikan hanya akar saja.Misalnya, tertawa-tawa.
12.  Akar Berkonfiks se-nya
Direduplikasikan hanya akar saja.Misalnya, sebaik-baiknya.
13.  Akar Berkonfiks ke-an
Direduplikasikan hanya akarnya saja.Misalnya, kebiru-biruan.
14.  Akar Berinfiks (-em-, -el-, -er-, -m-)
Direduplikasikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Misalnya, tali-temali.
3.      Reduplikasi Kompositum (Gabungan Kata/Kata Majemuk)
a.       Yang kedua unsurnya sederajat, dan memiliki makna idiomatikal. Misalnya, tua muda-tua muda.
b.      Yang kedua unsurnya tidak sederajat, dan tidak bermakna idiomatikal. Misalnya, rumah-rumah sakit.
(Chaer, 2008 :181-190)

e.       Reduplikasi Dasar Nomina
          Makna gramatikal:
a.      ‘Banyak’
Komponen makna (+terhitung). Misalnya, ketua-ketua kelas harus melapor kepada
Kepala sekolah.
b.      ‘Banyak dan bermacam-macam’
Komponen makna (+berjenis). Misalnya, Indonesia akan mengirim obat-obatan ke Libanon.
c.       ‘Banyak dengan satuan ukuran tertentu’
Komponen makna (+ukuran) atau (+takaran).Misalnya, kami sudah berhari-hari belum makan.
d.      ‘Menyerupai’
Komponen makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu).Misalnya, adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan.
e.       ‘Saat’ atau ‘waktu’
Komponen makna (+saat). Misalnya, malam- malam begini kamu mengapa datang ke sini?.
(Chaer, 2008 :191-193)

f.       Reduplikasi Dasar Verba
Makna gramatikal:
a.      ‘Kejadian (tindakan) berulang kali’
Komponen makna (+tindakan)dan(-durasi). Misalnya, dari tadi beliau marah-marah terus.
b.      ‘Kejadian berintensitas’
Komponen makna (+tindakan) dan (+durasi).Misalnya, mereka berlari-lari di halaman sekolah.
c.       ‘Berbalasan’
Komponen makna (+tindakan)dan(-durasi).Misalnya, sikut-menyikut sesama mereka sudah biasa.
d.      ‘Dilakukan tanpa tujuan (dasar)’
Komponen makna (+tindakan) dan (+durasi). Misalnya, ayo kita jalan-jalan sebentar.
e.       ‘Hal me...’
Komponen makna (+tindakan) dan (+durasi).Misalnya, menerima pekerjaan ketik-mengetik.
f.       ‘Begitu (dasar)’
Komponen makna (+tindakan) dan (+saat).Misalnya, rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang minta makan.
(Chaer, 2008 :194-196)
g.      Reduplikasi Dasar Ajektifa
Makna Gramatikal
Komponen Makna
Contoh
‘banyak yang dasar’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Rumah di daerah itu bagus-bagus.
‘se (dasar) mungkin’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Bukalah jendela itu lebar-lebar.
‘hanya yang (dasar)’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Kumpulkan buah yang besar-besar saja.
‘’sedikit bersifat (dasar)’
(+keadaan) dan (+warna)
Dari jauh air laut tampak kebiru-biruan.
‘meskipun (dasar)’
(+keadaan) dan (+sikap)
Gelap-gelap dating juga dia ke rumahku.
‘sama (dasar) dengan’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Daunnya selebar-lebar telinga gajah.
‘intensitas’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Janganlah kamu melemah-lemahkan semangat dia.
(Chaer, 2008 :196-199)
Reduplikasi Kelas Tertutup
1.      Reduplikasi Dasar Adverbia Negasi
Kosakatanya adalah bukan, tidak, tak, dan tiada. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanya bukan dan tidak.
Misalnya, A. Di sini kamu jangan bicara yang bukan-bukan.
C. Anak itu selalu menangis meminta yang bukan-bukan.
            Dari segi semantik kalimat A menyatakan sesuatu yang bukan harus dibicarakan, sedangkan kalimat C menyatakan sesuatu yang bukan dapat diminta.
2.      Reduplikasi Adverbia Larangan
Kosakatanya adalah jangan dan tidak boleh.Yang berkenan dengan reduplikasi hanyalah akar jangan.
Misalnya, mari kita segera pulang, jangan-jangan ayah sudah di rumah.
3.      Reduplikasi Dasar Adverbia Kala
Kata-kata sudah dan telah untuk menyatakan kata lampau, sedang, tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini, akan dan mau menyatakan kala yang akan datang.
Misalnya, A. kalau mengingat yang sudah-sudah kami memang kasihan kepadanya.
            B. kerjanya hanya mengumpulkan harta seakan-akan dia bisa hidup selamanya.
4.      Reduplikasi Dasar Adverbia Keharusan
Kosakatanya adalah barangkali, kali dan mungkin menyatakan kemungkinan, mesti, harus, wajib, menyatakan keharusan, mau, ingin, hendak menyatakan keinginan, boleh menyatakan kebolehan.Kali, mau dan boleh saja yang terlibat dalam reduplikasi.
Misalnya, jangan bekerja semau-maunya saja. Memiliki makna ;semau kemauan sendiri’.
5.      Reduplikasi Dasar Adverbia Jumlah
Kosakatanya adalah banyak, sedikit, lebih, kurang, dan cukup.
Misalnya, A. beri dia minum sedikit-sedikit.
            B. sumbangan sedikit-dikitnya sepuluh ribu rupiah. Pada kalimat A berarti ‘sedikit demi sedikit’, sedangkan kalimat B ‘paling sedikit’.
6. Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf
Kosakatanya adalah agak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang, dan paling.
Misalnya, harganya paling-paling seribu rupiah. Makna ini berarti ‘yang paling mahal (atau murah) hanyalah (seribu rupiah).;
7.      Reduplikasi Dasar Adverbia Frekuensi
Kosakatanya adalah sekali, jarang, sering, dan lagi.
Misalnya, lagi-lagi dia yang tidak hadir.Kalimat ini bermakna ‘pengulangan’ dalam arti sesuatu yang pernah terjadi lalu terjadi lagi.
8.      Reduplikasi Dasar Adverbia Tanya
Kosakatanya adalah apa, siapa, berapa, mana, kenapa, mengapa, dan bagaimana. Semuanya terlibat kecuali mengapa dan bagaimana.
Misalnya, belum apa-apa dia sudah menangis.Apa-apa bermakna ‘(belum) terjadi sesuatu’.
9.      Reduplikasi Dasar Pronomina Persona
Kosakatanya adalah saya dan aku sebagai orang pertama tunggal, kami sebagai orang pertama jamak eksklusif, kita sebagai orang pertamajamak inklusif, kamu, engkau dan anda sebagai orang kedua tunggal, kalian dan kamu sekalian sebagai orang kedua jamak, dia, ia dan beliau sebagai orang ketiga tunggal, dan mereka sebagai orang ketiga jamak.
Misalnya, hai, kamu-kamu coba perhatikan sebentar!

10.  Reduplikasi Dasar Pronomina Demonstratifa
Kosakatanya adalah ini, itu, begini, dan begitu.
Misalnya, mengapa yang ini-ini saja yang kamu tuntut.Maknanya adalah ‘hanya yang ini’.
11.  Reduplikasi Dasar Numeralia
Kosakatanya nama-nama bilangan bulat satu, dua dan seterusnya, juga bilangan sepertiga.
Misalnya, mereka diberi uang seratus-seratus.Bermakna ‘setiap orang diberi uang seratus’.
12.  Reduplikasi Dasar Konjungsi Koordinatif
Kosakatanya adalah menyatakan gabungan, kesertaan, kebalikan, penguatan, dan hubungan waktu.
Misalnya, kita tidak perlu mengingat lagi kejadian yang lalu-lalu.
13.  Reduplikasi Dasar Konjungsi Subordinatif
Kosakatanya adalah menyatakan sebab, persyaratan, penguatan, batas,.
Misalnya, mari kita kekebun, kalau-kalau ada durian jatuh. Artinya menyatakan kemungkinan yang diharapkan member keuntungan.
 (Chaer, 2008 :199-208)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar