1.
KATA
a.
Hakikat Kata
·
Kridalaksana
(1985) menjelaskan kata sebagai satuan fonologis.
·
Ramlan (1996)
yang mengatakan bahwa kata merupakan dua macam satuan, yaitu satuan fonologis dan
satuan gramatis.
·
Alisyahbana
(1978) menjelaskan kata adalah kesatuan kumpulan fonem atau huruf yang terkecil
yang mengandung pengertian.
Jadi, kata
bentuk bebas terkecil yang mempunyai kesatuan fonologis dan kesatuan gramatis
yang mengandung suatu pengertian.
(Putrayasa,2008 : 43-44)
b.
Klasifikasi
Kata
o Kelas Terbuka
Kelas yang keanggotaannya dapat bertambah atau berkurang sewaktu –
waktu berkenan dengan perkembangan social budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur
suatu bahasa, dan dapat menjadi dasar dalam proses morfologis.
Adverbia
|
Kelas
|
|||
N
|
V
|
A
|
||
I.
Negasi
|
Bukan
Tidak
Tanpa
|
+
-
+
|
(+)
+
+
|
(+)
+
-
|
II.
Frekuensi
|
Sering
Jarang
Kadang
-kadang
|
-
-
-
|
+
+
+
|
-
-
-
|
III.
Kuantitas (
Jumlah)
|
Banyak
Sedikit
Kurang
Cukup
|
+
+
+
+
|
+
+
+
+
|
-
-
-
-
|
IV.
Kualitas
(Derajat)
|
Agak
Cukup
Lebih
Kurang²
Sangat
Sekali
Paling
Sedikit²
|
-
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
-
-
|
+
+
+
+
+
+
+
+
|
V.
Kala (tenses)
|
Sudah
Sedang
Tengah
Lagi
Akan
Hendak
Mau (akan)
|
-
-
-
-
-
-
-
|
+
+
+
+
+
+
+
|
+
+
-
+
+
-
-
|
VI.
Keselesaian
(perfekt)
|
Belum
Baru
Sedang
Sudah
|
-
-
-
-
|
+
+
+
+
|
+
+
+
+
|
VII.
Keharusan
|
Boleh
Harus
Wajib
Mesti
|
(+)
(+)
-
-
|
+
+
+
+
|
-
-
-
-
|
VIII.
Kepastian
|
Pasti
Tentu
Mungkin
Seringkali
|
(+)
(+)
(+)
(+)
|
+
+
+
+
|
+
+
+
+
|
Berdasarkan keterangan di atas ciri yang membedakan ketiga kelas,
nomina, verba, dan ajektifa yang membedakan adalah bahwa kata dari kelas nomina
(N) tidak dapat didampingi oleh negasi tidak padahal kata-kata dari kelas verba
dan ajektifa dapat. Sedangkan kata-kata dari kelas verba dapat didampingi adverbia
frekuensi sering, padahal kata-kata dari kelas nomina dan ajektifa tidak dapat.
Sebaliknya kata-kata dari kelas ajektifa dapat didampingi oleh adverbia derajat
agak padahal kata-kata dari kelas nomina dan kelas verba tidak dapat.
1.
Nomina
Ciri
utama kata benda dilihat dari adverbia pendampingnya adalah bahwa kata-kata
yang termasuk kelas nomina.
Kucing
Meja
Tidak Bulan
Rumah
2.
Verba
Ciri
utama kata kerja dilihat dari adverbia yang mendampinginya adalah bahwa
kata-kata yang termasuk kelas verba.
-
Tidak datang
-
Tidak pulang
3.
Ajektifa
Ciri
utama kata keadaan dari adverbial yang mendampinginya adalah bahwa kata-kata
yang termasuk kelas ajektifa.
-
Cukup mahal
-
Tentu baik
o KelasTertutup
Kelas kata yang jumlah keanggotaannya terbatas dan tidak tampak kemungkinan
untuk bertambah atau berkurang, dan tidak pernah menjadi dasar dalam suatu proses
morfologis.
1.
Adverbia
Fungsinya
adalah menerangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata yang lainnya berbeda dengan
ajektifa (kata sifat) yang fungsinya menerangkan kata benda.
-
Mungkin ayah pergike Jakarta.
-
Wajib pergi.
2.
Pronomina
Kata
ganti yang tugasnya memang menggantikan nomina yang ada.
-
Kata ganti diri
Kata
ganti diri adalah pronominal yang menggantikan nomina orang atau yang
diorangkan, baik berupa nama diri atau bukan nama diri.
-
Kata ganti penunjuk
Pronomina
demontratif adalah kata ini dan itu yang digunakan untuk menggantikan nomina.
-
Kata ganti tanya
Pronomina
interogatifa adalah kata yang digunakan untuk bertanya atau menanyakan sesuatu.
Kata ganti ini meliputi apa, siapa, kenapa, mengapa, berapa, bagaimana, dan mana.
-
Pronominal tak tentu
Kata
ganti tak tentu adalah kata-kata yang digunakan untuk menggantikan nomina yang
tidak tentu. Yang termasuk adalah seseorang, salah seorang, siapa saja, setiap
orang, masing-masing, suatu, salah satu, beberapa, sewaktu-waktu.
3.
Numeralia
-
Kata bilangan
Kata-kata
yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpunan.
-
Kata bantu
bilangan
Kata
penjodoh bilangan adalah kata-kata yang digunakan sebagai tanda pengenal nomina
tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dengan nominanya.
4.
Preposisi
Kata
depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di
dalam satu klausa.
5.
Konjungsi
Kata
penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan sintaksis.
-
Konjungsi koordinatif
Konjungsi
yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau
setara.
-
Konjungsi subordinatif
Konjungsi
yang menghubungkan dua klausa yang kedudukannya tidak sederajat.
-
Konjugsi antar kalimat
Konjungsi
yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang
berada dalam satu paragraf.
6.
Artikulus
Kata
sandang adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau mendefinitkan sesuatu
nomina, ajektifa, atau kelas lain.
7.
Interjeksi
Kata-kata
yang mengungkapkan perasaan batin, misalnya karena kaget, marah, kangen, sedih,
dll.
c.
Pembentukan
Kata Secara Inflektif dan Derivatif Serta Paradigmanya
§ Inflektif
Tidak membentuk
kata baru atau kata lain yang berbeda. Dalam Bahasa Indonesia hanya terdapat dalam
pembentukan verba transitif, yaitu dengan prefiks me- untuk verba transitif aktif,
dengan prefiks di- untuk verba transitif pasif tindakan, dengan prefiks ter-
untuk verba transitif pasif keadaan, dan dengan prefiks zero untuk verba
imperative.
§ Derivative
Membentuk kata
baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.
(Chaer, 2008 : 38)
2.
KLITIKA
Dengan istilah “Klitika” ada beberapa soal yang perlu dipecahkan.
Jadi, klitika adalah imbuhan yang dalam ucapannya tidak mempunyai tekanan
sendiri dan tidak merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri atau selalu
terikat pada bentuk (kata) lain.
(Verhaar, 1992 : 61)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar